Saat saya studi, saya bertemu dengan seorang pemimpin aliran UU.
“Jadi, siapa Tuhan Yesus menurut aliranmu?”
“Yesus itu, Guru yang baik. Kita bisa teladani dia.”
“Hmm… jadi kalau Paska, apa yang kamu rayakan? Bukankah Tuhan Yesus bangkit?”
“Oh.. Yesus mati dan mayatnya dicuri murid-muridnya. Jadi kami. hanya merayakan kemenangan secara umum saja.”
Dalam benak saya, ada juga Pendeta yang berpikir mayat Yesus dicuri murid-murid. Melalui percakapan ini, saya belajar bahwa setiap orang secara pribadi bertanggungjawab atas imannya masing-masing. Tidak banyak orang Kristen yang mendasari keyakinannya berdasarkan Alkitab. Dalam bacaan kita, Tuhan Yesus memberi perumpamaan tentang biji gandum yang harus jatuh ke tanah untuk menghasilkan banyak buah. Melalui perumpamaan itu, kita diajak untuk mengalami pengalaman iman bersama Yesus secara pribadi. Seperti Yesus yang mati, bangkit dan menang melawan maut, demikian pula kita diajak untuk mati terhadap dosa-dosa kita dan hidup di dalam Kristus untuk menghasilkan banyak buah.
Pertanyaannya:
- Dasar apa yang kita gunakan untuk menjalani hidup dan mengambil keputusan-keputusan kita?
- Apakah kita sudah mati atas dosa-dosa kita dan siap menghasilkan banyak buah?
Mari kita lakukan dengan segenap hati.
RJS
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.