Sebab Allah telah mengurung semua orang dalam ketidaktaatan, supaya Ia dapat menunjukkan kemurahan-Nya atas mereka semua. (Rm. 11:32)
Anugerah dan perbuatan tidak pernah saling membatalkan. Keduanya malahan saling menguatkan. Tanpa perbuatan, anugerah akan dipandang murahan. Sebaliknya, tanpa anugerah, perbuatan menjadi kesombongan. Kesombongan adalah akar dari banyak persoalan yang terjadi dalam dunia hingga kini.
Dalam Surat Roma, Paulus mengingatkan jemaat akan kemurahan Allah yang memilih Israel dan mengasihi bangsa- bangsa lain. Gereja yang anggotanya terdiri dari beragam suku bangsa, tidak pernah mengganti kedudukan Israel. Mereka tetap disebut kekasih Allah. Sebaliknya, bangsa-bangsa lain dikaruniakan Injil, dan Allah menghimpun mereka dalam persekutuan yang disebut gereja. Namun, Israel dan bangsa- bangsa lain (gereja) sama-sama berlaku tidak setia. Bahkan, dalam ketidaksetiaan itu mereka masih berdebat mengenai siapa yang terbaik di mata Allah. Di sini Paulus tegas berkata, semua sama-sama tidak setia. Karenanya, tidak perlu sombong. Dalam ketidaktaatan mereka semua, Allah lalu menunjukkan kemurahan-Nya.
Semua ada karena kemurahan Allah. Anugerah-Nya menolong dan memberdayakan, sehingga kalau kita berhasil tidak perlu menyombong. Atau, jika komunitas kita bertumbuh, tak perlu merasa paling baik di antara komunitas lain. Sebab, itu bukan hanya karena usaha kita, tetapi ada kemurahan Allah di dalamnya. Usaha dan kerendahan hati kita menjadi tanda nyata bahwa kita sudah menerima berkat kemurahan-Nya. [Pdt. Hariman A. Pattianakotta]
REFLEKSI:
Sesama adalah aku yang lain dalam ketidaktaatan. Kemurahan Allah menolong kita untuk melangkah bersama dengan rendah hati.
Ayat Pendukung: Mzm. 1; Ams. 30:18-33; Rm. 11:25-32
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.