“Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya.” (Mat. 25:13)
FC Barcelona adalah salah satu klub sepak bola profesional yang sangat sukses, baik dari segi pendapatan, prestasi maupun penggemar. Barça memiliki manajemen tim yang baik dan sangat mendisiplin para pemainnya. Misalnya, pelatih Luis Enrique mendenda para pemainnya sebesar Rp3.300.000 jika mereka terlambat untuk berlatih dan Rp6.600.000 jika mereka terlambat untuk suatu pertandingan. Denda itu didobel saat kali kedua seorang pemain terlambat latihan, dan denda empat kali lipat saat kali kedua mereka terlambat dalam suatu pertandingan. Salah seorang pemainnya, Gerard Pique, bahkan pernah mendapat denda sekitar Rp102.500.000.
Kesuksesan tim atau seseorang dalam berbagai aspek memang sangat bergantung pada disiplin yang tinggi. Begitu pun saat kita sebagai umat Allah yang berjaga-jaga dalam menantikan kedatangan Kristus. Berjaga-jaga sebagai suatu tindakan aktif dalam melakukan kehendak Allah memerlukan suatu kontinuitas disiplin yang tinggi.
Perumpamaan Matius mengingatkan kita bahwa kelalaian dalam berjaga-jaga bisa berakibat fatal. Sungguh tragis jika kita yang sebelumnya adalah orang-orang yang diundang untuk ikut menyambut kedatangan-Nya, malah pada akhirnya justru tidak dikenal. Perasaan kedekatan hubungan dan merasa sudah diundang adalah godaan besar yang dapat membuat kita lengah. Karena itu, kita harus disiplin dalam berjaga-jaga secara aktif. [Ibu Yessy Sutama]
REFLEKSI:
Disiplin berjaga-jaga berarti juga selalu waspada terhadap perasaan diri kita sendiri.
Ayat Pendukung: Yos. 24:1-3a, 14-25; Mzm. 78:1-7; 1Tes. 4:13-18; Mat. 25:1-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.