“Dan sebagian jatuh di tanah yang baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.” (Mat. 13:8)
Warga Cigugur sangat bahagia ketika panen tiba. Berkat dari Tuhan itu mereka rayakan melalui upacara seren tahun. Tidak hanya di Cigugur, di desa Kanekes, Banten, di Kampung Naga, Tasikmalaya dan juga di Desa Ciptagelar, Sukabumi, panen tahunan juga dirayakan dengan penuh sukacita.
Dalam Injil Matius, Tuhan Yesus juga berbicara tentang panen. Bukan panen padi, bukan juga panen buah, tetapi panen firman Tuhan. Setiap pengikut Yesus adalah media pertumbuhan bagi benih firman yang ditaburkan oleh Sang Penabur, yaitu Allah. Sang Penabur tentu berharap benih ini jatuh di tanah yang subur, tanah yang siap untuk merawat, menjaga dan membesarkan setiap benih yang dipercayakan kepadanya. Akan tetapi, Yesus sadar ada benih yang jatuh di tempat yang salah: ada yang jatuh di jalan dan dimakan burung; ada yang jatuh di antara bebatuan; dan ada pula yang jatuh di antara semak duri. Benih yang jatuh di tempat yang salah itu, tidak akan bertahan lama. Sebagian bisa tumbuh, tetapi kemudian segera mati. Sebagian lagi bahkan mati sebelum sempat tumbuh.
Benih yang jatuh di tempat yang tepat adalah benih yang bukan sekadar bertumbuh, tetapi juga menghasihkan buah; benih itu tumbuh dan berbuah sepuluh kali lipat, dua puluh kali lipat atau bahkan seratus kali lipat. Tuhan Yesus juga memanggil kita untuk bertumbuh dan menghasilkan buah pada musimnya. [Pdt. Eko Priliadona Susetyo]
REFLEKSI:
Hari ini adalah kesempatan untuk berbuah; melakukan perbuatan baik. Bila kemarin kita gagal melakukannya, mari kita coba mengerjakannya lagi hari ini.
Ayat Pendukung: Kej. 25:19-34; Mzm. 119:105-112; Rm. 8:1-11; Mat. 13:1-9, 18-23
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.