Maka Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya; dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. (Yoh. 12:3)
Sedikitnya ada 3 aplikasi online di gawai saya. Aplikasi online itu saya gunakan bergantian. Aplikasi yang menawarkan promo dan harga paling murah, itulah yang saya pilih dan gunakan untuk bertransaksi. Apakah saudara memiliki pengalaman serupa? Sesungguhnya, fenomena ini menunjukkan karakter manusia yang selalu mau mencari untung. Untung Rp1.000 pun membuat kita puas.
Sikap yang berbeda ditunjukkan oleh Maria. Maria memilih untuk merugi saat melayani Yesus. Ia meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni. Harga minyak narwastu murni sekitar 300 dinar. Setara dengan upah satu tahun pekerja pada masa itu. Artinya, Maria berani rugi dengan mengorbankan upah yang ia miliki selama satu tahun demi melayani Yesus. Karakter inilah yang dihargai oleh Yesus. Hal ini kontras dengan Yudas Iskariot yang justru mencari untung di tengah pelayanannya selaku pemegang kas.
Maria mengajarkan kita bahwa hidup yang melayani terjadi saat kita berani rugi demi membesarkan Allah. Bagaimana dengan kita? Tidak selamanya orang yang bersedia melayani berani merugi. Ada juga orang yang berani rugi justru untuk mendapat untung dan membesarkan dirinya sendiri. Hidup melayani terjadi saat kita berani rugi, mengorbankan keinginan dan kepentingan kita pribadi, demi melakukan pekerjaan Tuhan yang mendatangkan keselamatan bagi semua makhluk. Kita semakin kecil, tetapi Dia semakin besar. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]
DOA:
Ya Allah, teguhkanlah kami menjadi pribadi yang berani rugi sebagai bentuk pelayanan kami bagi kebesaran-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Yes. 43:16-21; Mzm. 126; Flp. 3:4b-14; Yoh. 12:1-8
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.