“Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat.” (Luk. 5:32)
Ketika mendengar kata ”pemungut cukai”, apa yang muncul di benak Anda? Apakah petugas pengumpul pajak yang kemudian menyetorkannya kepada negara? Sesungguhnya, pada zaman ketika Tuhan Yesus hidup, tugas pemungut cukai tidak seperti itu.
Pada masa ketika Tuhan Yesus hidup, Israel berada di bawah penjajahan Romawi. Pemerintah Romawi memungut sejumlah pajak dari negara jajahannya, tetapi pemerintah Romawi tidak ingin turun tangan langsung memungut pajak. Karena itu, pemerintah Romawi melakukan semacam tender bagi orang Israel agar dapat memenuhi target pajak. Dalam praktiknya, para pemungut cukai itu menarik pajak beberapa kali lipat dari rakyat demi memenuhi target dan juga demi keuntungan pribadi. Ini yang menyebabkan orang Israel sangat membenci para pemungut cukai. Tidak heran, ketika Lewi, seorang pemungut cukai yang menjadi pengikut Yesus mengadakan perjamuan besar dan Yesus hadir di situ bersama murid-murid-Nya, timbullah protes besar. Mengapa Yesus makan bersama-sama dengan orang berdosa? Tuhan Yesus menegaskan bahwa Ia datang untuk memanggil orang berdosa kepada pertobatan.
Saat ini pun, Yesus terus memanggil orang-orang berdosa kepada pertobatan. Sayangnya, ada saja orang yang menolak kehadiran orang-orang yang memiliki masa lalu yang buruk. Dikhawatirkan, mereka akan membawa pengaruh buruk kepada gereja. Sikap ini menunjukkan hati yang tidak dikuasai kasih Kristus sehingga memerlukan pertobatan. [Pdt. Wahyu Pramudya]
DOA:
Tuhan, berikanlah kami hati yang mengasihi setiap orang yang Engkau kasihi. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 115; Yes. 8:1-15; Luk. 5:27-32
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.