Tetapi matamu dan hatimu hanya tertuju kepada pengejaran untung, kepada penumpahan darah orang yang tak bersalah, kepada pemerasan dan kepada penganiayaan! (Yer. 22:17)
“Mohon doanya ya, Pak Wepe, agar Tuhan tutup bungkus mata pemeriksa sehingga barang saya bisa lolos pemeriksaan,” begitu isi sebuah pesan WhatsApp yang pernah saya terima. Ketika menerima pesan seperti itu, apakah Anda akan mendoakannya? Apakah Tuhan akan mendengarkan permohonan agar sebuah barang dapat lolos dari pemeriksaan yang seharusnya berlangsung dengan cermat?
Tuhan tidak hanya menaruh perhatian pada kehidupan spiritual seseorang di depan altar. Ia juga memperhatikan kehidupan seseorang di tengah ”pasar” alias aktivitasnya sehari-hari. Melalui Yeremia, Tuhan memperingatkan Salum, raja Yehuda mengenai perilakunya yang tidak berkenan di mata-Nya. Raja Yehuda itu banyak melakukan kekerasan dan penindasan kepada yang lemah. Ia memeras para pekerjanya, memutarbalikkan keadilan, dan semata-mata mengejar keuntungan pribadi. Allah akan menghukum Raja Salum karena perilakunya itu.
Mari kita memeriksa kehidupan kita. Bukan hanya sikap dan perilaku kita di depan altar ketika beribadah, tetapi juga perilaku kita dalam hidup sehari-hari. Bagaimana kita bersikap dan berperilaku kepada orang lain? Apakah ada kasih yang mewujud dalam kata dan karya? Jangan sampai kita mengaku mengasihi Tuhan, tetapi justru melakukan kekerasan dan penindasan kepada sesama. Kehidupan di depan altar mesti mewujud di tengah pasar. [Pdt. Wahyu Pramudya]
DOA:
Tuhan, ajarlah kami untuk menghormati-Mu ketika kami berada di depan altar dan di tengah ramainya pasar. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 120; Yer. 22:11-17; Luk. 11:37-52
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.