“Manusia tidak hidup dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat 4:4). Ya, selain pemenuhan kebutuhan fisik, manusia juga perlu dicukupkan secara rohani. Demikianlah juga ketika kita membahas mengenai “luka” yang dialami manusia. Tidak hanya luka fisik, namun manusia juga mengalami luka batin lewat pengalaman-pengalaman masa lalu yang menyakitkan dirinya. Bahkan, pemulihan bagi luka batin seringkali membutuhkan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan luka fisik.
Bagaimana Alkitab bersaksi mengenai pemulihan yang diberikan Allah kepada manusia? Dalam Mazmur 147, khususnya ayat yang ke-3, kita menyaksikan bahwa Allah tidak hanya memberikan pemulihan secara batin (ditandai dengan kalimat “menyembuhkan orang-orang yang patah hati”), namun juga pemulihan fisik (“membalut luka-luka mereka”). Dengan demikian, penulis mazmur ini sebenarnya ingin bersaksi bahwa ia merasakan pemulihan yang utuh dari Allah. Jelaslah, ini menjadi pengharapan bagi kita semua, yang tentu pernah merasakan luka-luka fisik maupun batin, karena dengan kesaksian pemazmur ini, kita bisa melihat bahwa Allah berkuasa untuk memulihkan fisik dan batin kita.
Kiranya kita senantiasa dikuatkan bahwa Allah selalu memperhatikan kita dan memberikan kepada kita pemulihan yang utuh pada waktunya. Sebagai anak-anak Tuhan, hendaknya kita selalu bersandar kepada Allah dan berharap kepada-Nya, karena rancangan-Nya adalah pemulihan yang utuh bagi manusia dan juga seluruh ciptaan-Nya.
CEB
1 Comment
Pdt. Inel Eka
Februari 7, 2021 - 6:57 amsenang dengan renungan2 dan info2 dari GKI pondok indah. saya Pdt. gereja Toraja di bintaro.