“Dan mereka harus membuat tempat kudus bagi-Ku, supaya Aku akan diam di tengah-tengah mereka.” (Kel. 25:8)
Sepulang dari rumah bersalin, Amy yang masih dalam pemulihan pasca melahirkan, bingung bagaimana merawat anak mereka yang baru lahir. Setelah berdiskusi dengan sang suami, Amy menyampaikan kesulitan mereka kepada Ibunya. Ibunda Amy kemudian mengatakan: ”Tenang saja, ibu akan tinggal bersama kalian untuk membantu kalian melalui masa-masa ini.”
Sejak awal perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir, Allah selalu menyertai. Melalui Musa yang dipilih- Nya memimpin bangsa Israel, Allah berfirman menyatakan kehendak-Nya. Bahkan, Ia juga menyatakan keinginan-Nya untuk berdiam di tengah bangsa Israel. Allah yang selama ini berada begitu jauh “di atas,” kini bukan saja mau menyertai, tetapi lebih dari itu, Ia mau berdiam di tengah-tengah Israel. Karena itulah, Ia memanggil Musa untuk naik ke Gunung Sinai dan memerintahkan Musa untuk membuat bagi-Nya Kemah suci dengan segala perabotannya, sesuai petunjuk-Nya.
Allah yang hadir di tengah umat-Nya membuat umat merasakan damai sejahtera, tenang dan tenteram. Kehadiran- Nya yang begitu dekat, meneguhkan umat bahwa segala tantangan yang dihadapi pasti akan dapat dilalui. Di dalam hidup kita, Allah pun hadir. Ia hadir dan berdiam di tengah kita untuk memberikan ketenangan dan jaminan keselamatan- Nya. Sehingga, kita dapat terus berjalan melewati tantangan apa pun, sebab Ia ada dan berdiam di tengah kita. [Pdt. Henni Herlina]
DOA:
Inilah hati kami Tuhan, berdiamlah di dalam-Nya. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 20; Kel. 25:1-22; 1Kor. 2:1-10
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.