Aku ini milik-Mu, selamatkanlah aku, sebab aku mencari titah-titah-Mu. (Mazmur 119:94)
Ketika anak saya masih batita dan minta ikut ke gereja, saya meminta agar anak saya berjanji untuk tidak berteriak-teriak atau berjalan ke mimbar. Biasanya saya membawa makanan dan mainan kesukaannya agar ia dapat tetap duduk dengan tenang di tempatnya. Ketika ia melihat ada anak lain yang berjalan mondar mandir ke depan mimbar, ia pun bertanya, “Kok anak itu boleh?” Lalu saya pun menjawab, “Kamu kan anak Mama, anak pendeta, kamu harus duduk manis dan jadi contoh untuk anak-anak yang lain, ya!”
Pemazmur meyakini bahwa ia adalah milik TUHAN yang akan selalu dipelihara dan dijagai-Nya. Pemazmur mensyukuri hak istimewa yang ia miliki sebagai milik TUHAN yang dikasihi-Nya. Sebagai milik TUHAN, ia perlu menyelaraskan hidupnya sesuai dengan didikan TUHAN melalui titah-titah-Nya. la sadar bahwa yang harus ia lakukan adalah berpegang teguh pada perintah-Nya dalam segala keadaan. Karena itu pemazmur tak putus-putusnya memuji-muji TUHAN atas janji firman-Nya yang tak berubah.
Sejauh mana kita menempatkan firman Tuhan sebagai pedoman penting dalam kehidupan kita? Sebab sebagai milik Tuhan, kita perlu menyelaraskan pola pikir dan gaya kehidupan kita seturut dengan firman-Nya. Firman Tuhan itu menjadikan anak-anak Tuhan bijaksana sehingga tidak mengambil jalan yang sesat. Dengan firman-Nya, Tuhan menuntun kehidupan kita agar kita dapat berjalan dalam kebenaran dan mengalami berkat-berkat-Nya. Karena itu kita harus mencari firman-Nya dan mendalaminya dengan sungguh-sungguh, sehingga kita berjalan dalam terang firman-Nya. [Pdt. Melani Ajub Egne]
REFLEKSI:
Sebagai milik Tuhan, kita harus hidup selaras dengan firman kebenaran yang la anugerahkan untuk kebaikan kita.
Ayat Pendukung: Yer. 36:11-26; Mzm. 119:89-96; 2 Kor. 7:2-12
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.