Pandangan manusia terhadap sebuah perubahan sangat pesimis. Situasi buruk yang dihadapi sekian tahun lamanya dapat membuat orang kehilangan pengharapan dan kepercayaan bahwa keadaan dapat berubah menjadi lebih baik. Orang kemudian beradaptasi dengan situasi tersebut dan menerimanya menjadi keadaan yang tidak dapat diubah. Setiap bentuk usaha untuk berubah dianggap sebagai tindakan yang sia-sia. Situasi ini banyak kita jumpai di sekitar kita ketika penderitaan begitu lekat dalam hidup dalam kurun waktu yang lama dan tidak ada kejelasan kapan semua akan berlalu.
Sang Mesias yang dipimpin oleh Roh Allah dalam ketaatannya (bacaan minggu lalu) membawa perubahan dalam hidup yang kacau. Sang Mesias yang hidup dalam pengenalan akan Allah, membuat bumi pun penuh dengan pengenalan akan Tuhan. Pengenalan akan Tuhan yang membuat keadaan menjadi baik dan damai (ayat 6-10). Apa yang digambarkan Yesaya menjadi sebuah kiasan untuk menyampaikan bahwa situasi damai sejahtera akan hadir secara sempurna. Inilah pengharapan ekskatologis kita, pengharapan yang kita letakkan dalam kedatangan Yesus yang kedua kalinya. Pada masa adven ini kita tidak menantikan bayi Yesus yang lahir bagi dunia tetapi kita menantikan kedatangan Yesus, Sang Mesias yang kedua kalinya yang akan menyempurnakan segalanya. Pengharapan yang membuat kita memiliki semangat untuk terus berjuang menyatakan kebenaran dalam pimpinan Roh Allah.
Dengan pengharapan dan perjuangan iman dalam pimpinan Roh Kudus, tidak ada usaha yang sia-sia untuk membuat perubahan. Kehadiran Syalom kita mulai dari sekarang dengan menyatakan kebenaran !
dva
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.