Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi, bersukarialah, bersorak-sorai dan bermazmurlah! (Mazmur 98:4)
Seorang sahabat menceritakan bahwa saat kerusuhan 1998 terjadi, ia berada di rumah yang lokasinya tidak jauh dari tempat kerusuhan berlangsung. la dicekam ketakutan. la mencium bau asap pembakaran dan mendengar suara- suara keributan. Di tengah ketakutannya, ia sudah tidak mampu lagi berdoa. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah melantunkan nyanyian Mazmur 23, “Tuhan adalah Gembalaku”. la menyanyikannya secara berulang-ulang.
Mungkin kita menganggap bahwa nyanyian tidak setara dengan doa. Mazmur 98 mengajak umat untuk menyanyikan nyanyian baru bagi TUHAN. Pemazmur mengajak umat untuk bersorak dan bermazmur bagi-Nya. Pemazmur menggambarkan bahwa alam pun turut memuji TUHAN. Nyanyian adalah ekspresi iman yang tidak kalah penting dibandingkan ekspresi iman lainnya. Nyanyian yang dilantunkan dengan sepenuh hati merupakan salah satu bentuk ungkapan syukur dan doa kita kepada-Nya.
Di tengah kesibukan kita, mari memuji Tuhan sebagai ungkapan iman. Di tengah berkat Tuhan yang mengalir tanpa henti, mari kita lantunkan syukur dengan musik dan pujian. Sebuah nyanyian yang dilantunkan dengan penuh syukur dan keyakinan juga merupakan doa. Nyanyian yang dilantunkan dengan gembira dapat membawa sukacita dan ketenangan, tidak hanya bagi yang melantunkannya, tetapi juga bagi mereka yang mendengarkannya. [Pdt. Cordelia Gunawan]
REFLEKSI:
Mari gunakan mulut kita untuk bernyanyi, memuji, dan menceritakan keajaiban karya Tuhan.
Ayat Pendukung: 1 Sam. 28:3-19; Mzm. 98; Rm. 1:18-25
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.




Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.