Sungguh menarik bacaan leksionari kita hari ini. Ketika kisah para Rasul memberitakan tentang dicurahkannya Roh Kudus, dengan salah satu tandanya adalah para murid berbicara dengan bahasa manusia lain (simbol komunikasi dan kesatuan), maka Kejadian 11, justru memberitakan tentang Allah yang mengacaukan bahasa manusia yang tadinya satu, agar manusia tidak menjadi sombong dan melawan Allah. Sesudah fenomena Bahasa, kemudian kisah para Rasul memberitakan tentang Petrus yang berkhotbah dan mengundang semua yang hadir untuk bertobat.
Dari sini menjadi jelas, bahwa kehadiran Roh Kudus dengan simbol ‘bahasa manusia’ punya tujuan utama, yaitu menjembatani jurang komunikasi, agar manusia dapat mendengar dan memahami berita injil dan bertobat. Jika kesatuan bahasa justru membawa manusia makin menjauh dari Allah, maka Allah justru mengacaukan bahasa manusia tersebut.
Roh Kudus memang hadir dengan tanda ‘bahasa’, namun itu bukan tujuan akhir dari kehadiran Roh Kudus. Kehadiran Roh Kudus adalah untuk memperlengkapi para murid dalam rangka misi Allah yang dipercayakan kepada mereka. Karena itu, peristiwa Pentakosta seharusnya dirayakan dengan bergandengan tangan dan menjalankan misi Allah bersama, agar banyak orang mendengar berita injil dan bertobat.
Alih-alih kita berdebat soal ‘bahasa’ sebagai tanda kehadiran Roh Kudus, mari kita justru bekerja-sama, Bersatu untuk mengerjakan misi Allah yang dipercayakan kepada kita. (RDJ)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.