Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku. (Yohanes 10:27)
Dalam berelasi sangat dibutuhkan kemampuan untuk mengenal dan mendengarkan. Mengenal bukan sekadar tahu, tetapi mengetahui secara mendalam, dan ini terjadi dalam relasi personal yang penuh keterbukaan. Saat orang membuka diri, mereka dapat saling mendengarkan dan hal itu akan memperkuat relasi.
Saat Yesus ditolak oleh orang Yahudi karena ketidakpercayaan mereka terhadap Yesus, Yesus menyatakan dengan jelas bahwa ia memiliki domba-domba yang mengenal dan mendengarkan Dia. Domba-domba ini berbeda dengan orang Yahudi. Artinya, Yesus mau menyatakan bahwa kepercayaan itu terjadi jika ada pengenalan dan kesediaan untuk mendengarkan. Orang-orang menjadi percaya kepada Yesus karena mereka mengenal dan terbuka untuk mendengarkan Dia. Domba atau umat yang mendengar dan mengenal Dia inilah yang disebut sebagai milik kepunyaan-Nya. Sebaliknya, sebagai gembala yang baik, Yesus pun mengenal domba-domba-Nya. Ia tahu persis apa yang mereka butuhkan.
Dalam kehidupan, banyak relasi menjadi rusak akibat ketidakpercayaan. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya pengenalan, komunikasi yang tidak berlangsung baik, serta kurangnya kesediaan untuk saling mendengarkan. Sebagai domba milik Kristus, semestinya kita dapat mengembangkan kemampuan untuk mengenal dan mendengar supaya kepercayaan kita kepada Kristus maupun pada sesama semakin kuat. Hidup akan terasa indah jika dilandasi oleh keterbukaan dan kepercayaan. [Pdt. Hariman A. Pattianakotta]
REFLEKSI:
Mengenal dan mendengarkan Kristus adalah jalan yang membawa kita pada keterbukaan untuk mengenal dan mendengarkan sesama.
Ayat Pendukung: Mzm. 23; Kis. 9:36-43, Why. 7:9-17; Yoh. 10:22-30
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.