Bacaan injil minggu ini cukup panjang, Lukas 22:14-23:56 (umat silakan membaca bacaan ini secara lengkap di rumah) dengan mengambil fokus ayat 39-46. Sebelumnya dikisahkan peristiwa di sekitar meja makan. Yesus sedang berada dalam pergumulan-Nya, dengan penuh rindu ingin menikmati makan bersama dengan para murid namun mereka bertengkar menentukan siapa yang terbesar di antara mereka. Peristiwa dilanjutkan dengan Petrus yang dengan penuh keberanian menyatakan akan mengikuti Yesus kemana pun juga. Sementara itu gambaran penyiksaan, kesakitan dan penderitaan begitu jelas terbayang. Di taman Getsemani, Yesus mempercakapkan semua kegundahan, kegelisahan dan ketakutannya bersama dengan Sang Bapa. Ini pergulatan yang tidak mudah dan Yesus mengingatkan para murid, “Berdoalah supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.”
Doa adalah ruang bagi kita mendialogkan segala pergulatan dan di saat yang sama doa adalah saat tenang untuk melihat, mempercayai tangan Allah yang memelihara sehingga badai ketakutan dapat ditenangkan. Di dalam doa kita menghidupi identitas sebagai murid yang dipanggil mengerjakan ketaatan pada kehendak Bapa dalam hidup. Di akhir pergulatan di taman itu, Yesus pun dengan bulat hati melangkah dan menghadapi setiap peristiwa yang paling menyakitkan sekalipun dengan penuh cinta dan kelapangan hati sebagai tanda kesiapan tunduk pada kehendak Bapa. “Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.” Di taman Getsmani itu. (DVA)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.