Di puncak gunung, para murid menyaksikan pemuliaan Yesus-sebuah momen yang melampaui pengalaman manusiawi biasa. Suara dari awan meneguhkan, “Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Pengalaman ini bukan sekadar tontonan, melainkan peneguhan ilahi atas identitas dan misi Yesus.
Pengalaman spiritual, seperti yang dialami para murid, memberikan peneguhan yang mendalam tentang identitas dan misi Yesus, sebab pengalaman spiritual sesungguhnya adalah momen perjumpaan dengan yang ilahi, di mana kita merasakan kehadiran dan kuasa Tuhan.
Pengalaman spiritual tidak hanya tentang momen-momen spektakuler, tetapi juga tentang bagaimana iman kita dihidupi. Kita dipanggil untuk menerapkan firman Tuhan dalam tindakan dan pelayanan kita kepada sesama. Dengan mengungkapkan rasa syukur atas berkat-berkat kecil dalam hidup, seperti kesehatan, keluarga, dan teman-teman. Sikap syukur membuka hati kita untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.
Saat seseorang dihadapkan dengan tantangan, dan masalah yang sulit, kemudian meminta pertolongan kepada Sang Pencipta, pengalaman pertolongan dari Tuhan ini merupakan pengalaman spiritual yang sangat meneguhkan.
Pengalaman-pengalaman ini, meskipun tampak biasa, dapat menjadi momen-momen peneguhan iman yang mendalam. Kuncinya adalah kepekaan hati untuk merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan.
Pengalaman spiritual meneguhkan kita untuk menghadapi kenyataan, memberi kita keberanian untuk melayani dan mengingatkan kita bahwa di tengah segala kesulitan, Tuhan selalu hadir. Marilah kita mencari dan menghargai momen-momen peneguhan itu dan membiarkannya memampukan kita untuk menjadi saksi-saksi Kristus di dunia ini.
Peristiwa pemuliaan Yesus di gunung dapat menginspirasi kita untuk mencari dan mengalami pengalaman spiritual yang meneguhkan dalam hidup kita. Amin (tt)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.