Lalu orang Israel berseru-seru kepada TUHAN, dan TUHAN membangkitkan seorang penyelamat bagi orang Israel yang membebaskan mereka, Otniel bin Kenas adik Kaleb. (Hakim-hakim 3:9)
Kita tentu mempunyai hubungan pertemanan dengan banyak orang. Tapi pernahkah kita menjumpai seseorang dalam pertemanan kita yang muncul hanya saat membutuhkan bantuan? Hal ini tentu membuat kita kesal dan berpikir: “Dasar, muncul cuma saat butuh doang. Kemarin-kemarin ke mana aja nih orang?”
Bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah. Bangsa ini diselamatkan Allah dari perbudakan. Akan tetapi, kerap kali bangsa Israel justru tidak menunjukkan perilaku sebagai bangsa yang telah diselamatkan oleh Allah. Dalam ayat 7 dikatakan bahwa Bangsa Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. Hal ini membuat TUHAN murka dan menyerahkan mereka kepada Bangsa Aram. Akan tetapi, apakah murka TUHAN itu berlaku untuk selamanya? Tidak. Ketika Bangsa Israel berseru lagi kepada TUHAN, Otniel dibangkitkan TUHAN untuk menyelamatkan Bangsa Israel. Sekalipun Bangsa Israel melupakan TUHAN, tidaklah demikian sikap TUHAN terhadap mereka. TUHAN tidak melupakan mereka. TUHAN memang murka, tetapi TUHAN tetap menolong Bangsa Israel ketika mereka berseru kepada-Nya.
Mungkin kita merasa kesal pada orang yang datang kepada kita hanya di saat ia membutuhkan bantuan, tetapi setelah mendapat bantuan, ia melupakannya begitu saja. Jangan-jangan sebagai anak-anak Tuhan, kita telah melakukan hal yang sama. Kita berpaling kepada hal-hal yang lebih menyenangkan, tetapi kemudian berbalik kepada Tuhan jika berada dalam kesulitan. Sekalipun demikian, Tuhan tidak akan pernah melupakan kita. Mari kita kuatkan ikatan kita dengan Tuhan, sehingga kita tidak mudah melupakan-Nya. [Pdt. Yosafat Simatupang]
DOA:
Ya Bapa, ajar kami agar tidak mudah berpaling dari-Mu, melupakan-Mu, bahkan melakukan hal yang bertentangan dengan-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Hak. 3:7-11; Mzm. 138; Luk. 4:42-44
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.