Jadi sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Dia, supaya apabila la menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya. (1 Yoh. 2:28)
Kemarin, kita diingatkan tentang pentingnya mengenali adanya ajaran yang sesat di dalam kehidupan dan perkembangan gereja. Lalu, apakah dengan situasi itu, kita harus menjadi siswa-siswi sekolah teologi atau sekolah Alkitab, supaya menjadi pribadi-pribadi yang lebih pandai mengenali ajaran yang sehat? Tentu tidak begitu jalan keluarnya. Apakah gereja perlu menyelenggarakan seminar atau pembinaan tentang Alkitab, agar umat semakin diperlengkapi tentang ajaran yang sehat? Boleh-boleh saja jika hal itu mau dilakukan.
Hari ini, firman Tuhan mengajarkan tentang pengurapan yang telah umat terima dari Yesus. Pengurapan di sini menunjuk pada pemberian Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya. Roh itulah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepada orang percaya (ay. 27; bnd. Yoh. 14:26). Namun ada satu hal yang perlu dilakukan oleh umat, yakni tinggal di dalam Kristus. Maksudnya, kita diundang untuk membangun relasi yang intim dengan Kristus, sehingga memiliki kepekaan untuk mendengar bimbingan-Nya dan beroleh pengertian yang benar.
Tinggal di dalam Kristus sesungguhnya memerlukan kesungguhan. Aneka persekutuan (termasuk kebaktian di dalamnya) perlu diikuti dengan sukacita. Dalam pemberitaan firman itu, kita dilengkapi dengan pengajaran. Membaca Alkitab secara harian pun menjadi wujud nyata kesediaan tinggal di dalam Dia. Roh Kudus memampukan kita untuk beroleh pengertian yang benar. [Pdt. Natanael Setiadi]
DOA:
Ya Tuhan, mampukanlah hamba-Mu ini untuk bertekun dalam relasi dengan-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Dan. 10:1-19; Mzm. 4; 1 Yoh. 2:26-28
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.