Kata Yesus kepadanya: “Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup.” (Luk. 10:28)

Ranggawarsita, seorang pujangga yang berkarya di tanah Jawa pada abad ke-19, pernah mengungkapkan, “Saiki jamane jaman edan, yen ora edan ora keduman.” Artinya, sekarang ini zamannya zaman gila, bila tidak ikut gila, tidak akan mendapatkan bagian. Konon, jaman edan yang dimaksud sudah terjadi sejak masa hidupnya. Masyarakat saat itu secara tidak wajar mengejar harta, jabatan, citra baik, dan berani menjatuhkan orang lain demi mendapatkan yang diinginkan. Mereka berpikir, itulah satu-satunya cara yang dapat mereka lakukan untuk bertahan hidup di jaman edan seperti itu.

Pada saat ini, sepertinya masih ada orang yang memikirkan hal serupa. Namun, teks Alkitab hari ini mengajarkan sebaliknya. Ketika ahli Taurat bertanya kepada Yesus apa yang harus dilakukan untuk memperoleh hidup yang kekal, ia mendapat jawaban yang sesuai dengan isi hukum Taurat: Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Teks Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa hidup yang kekal tidak didapat dengan merampas, merebut, dan menyembunyikan. Melainkan dengan mengasihi Allah dengan sepenuh hati, serta memberi dan berbagi. Itulah cara yang dapat kita lakukan untuk memperoleh hidup yang kekal. [Pdt. Agetta Putri Awijaya]

REFLEKSI:
Hidup yang kekal didapat dengan mengasihi Allah dan sesama.

Ayat Pendukung: Mzm. 133; Im. 19:9-18; Luk. 10:25-28
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.