Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? Pertolonganku ialah dari TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi. (Mzm. 121:1-2)
Perubahan yang terjadi begitu cepat beberapa dekade terakhir telah membuat kesadaran akan kesehatan mental meningkat. Orang tidak lagi menganggap enteng trauma, gangguan kecemasan, dan gejala-gejala depresi sebab semuanya itu sangat nyata. Makin hari makin banyak tuntutan dan tekanan hidup yang kadang membuat kita lelah dan tidak bahagia. Pada saat seperti itu, kita dapat menjadi lupa bahwa sesungguhnya hidup ini adalah anugerah dan Allah memberikannya dengan penuh kasih sayang.
Di sepanjang perjalanan menuju Bait Allah, orang Israel memiliki nyanyian dan doa-doa khusus yang dinyanyikan sepanjang perjalanan mereka. Nyanyian dalam Mazmur 121 ini merupakan salah satunya. Dalam nyanyian ini, para peziarah yang menuju Yerusalem menghayati bahwa dalam perjalanan mereka yang panjang dan sulit, pertolongan mereka datang dari Tuhan, yang menjadikan langit dan bumi. Tuhan tidak hanya menunggu mereka di Bait-Nya, melainkan menyertai mereka dalam perjalanan. Dia sendirilah yang menjaga mereka dan memastikan keadaan mereka baik-baik saja.
Allah yang kita sembah adalah Allah yang tidak hanya berdiam di takhta-Nya yang kekal. Melainkan, Ia bersedia memasuki ruang dan waktu untuk berproses bersama manusia, bahkan mengambil peran sebagai penjaga kita. Dalam perjalanan hidup kita, kita dapat mengandalkan-Nya. [Pdt. Agetta Putri Awijaya]
REFLEKSI:
Dalam perjalanan hidup kita yang tidak terlepas dari kesulitan, kita punya Allah yang berjalan bersama kita dan menjaga kita.
Ayat Pendukung: Mzm. 121; Yeh. 1:26—2:1; Kis. 26:1-18
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.