“Kamu adalah saksi dari semuanya ini.” (Luk. 24:48)
Alkisah, ada seorang guru SLB yang hendak mengajari murid-muridnya yang tuna netra mengenai wujud gajah. Ia pun membawa murid-muridnya ke kebun binatang dan mempersilakan mereka merabanya. Ada murid yang meraba belalainya, dan ada juga yang meraba kupingnya. Ketika sang guru bertanya, setiap anak menceritakan kepada gurunya dalam definisi yang berbeda. Mereka mempersaksikan wujud gajah seturut pengalaman indrawi mereka masing-masing.
Inilah yang dialami dan dilakukan oleh para murid dalam perikop hari ini. Dapat kita bayangkan reaksi para murid saat itu. Mereka terkejut sekaligus takut (Luk. 24:37), tetapi juga girang dalam keheranan (Luk. 24:41) mendapati Yesus, guru mereka, telah bangkit serta menampakkan diri. Para murid bereaksi demikian karena itulah kali pertama mereka menyaksikan Yesus bangkit. Dalam perjumpaan itu, Yesus menyatakan sabda perutusan-Nya secara jelas bagi para murid agar para murid mengalami secara utuh keselamatan yang Yesus tawarkan bagi dunia dan mampu menjadi saksi-Nya (Luk. 24:44-49).
Untuk menjadi saksi, tidak cukup hanya tahu apa yang disaksikan. Kita dipanggil untuk mengalami secara utuh hidup bersama Kristus. Bagaimana mungkin kita bisa meyakinkan orang lain dengan perkataan kita, apabila kita sendiri tidak yakin terhadap apa yang kita persaksikan karena belum pernah mengalaminya sendiri? Kiranya kita terus diteguhkan untuk mengenal-Nya melalui pengalaman hidup sesehari. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]
DOA:
Tuhan, ajar kami mengenal-Mu lebih baik sehingga kami layak menjadi saksi keselamatan yang Engkau berikan bagi kami. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 150; 1Sam. 17:32-51; Luk. 24:36-40
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.