Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat! (Mzm. 150:1)
Pada 16 Januari 2020, warga Karawang dikejutkan dengan fenomena langit berwarna oranye kemerahan. Kepala BMKG Bandung mengungkapkan bahwa fenomena ini disebabkan kelembapan udara yang tinggi bercampur dengan polusi debu di atmosfer cakrawala. Fenomena ini menjadi peringatan bahwa lapisan pelindung ozon dan cakrawala sudah tidak dalam kondisi yang prima.
Cakrawala sering dipakai oleh penulis Alkitab untuk menggambarkan kebesaran Allah. Dalam Mazmur 150, pemazmur melukiskan cakrawala sebagai ciptaan Tuhan yang kuat (Mzm. 150:1). Tidak hanya itu, pemazmur menjadikan cakrawala sebagai simbol paling mudah untuk melukiskan kesetiaan Allah untuk menjumpai dan melindungi umat manusia. Cakrawala juga dipakai untuk menggambarkan betapa luas dan megahnya kekuasaan Allah yang sedia menyapa setiap umat-Nya. Sayangnya, gambaran tersebut lambat laun sirna akibat kelalaian kita yang memuji (Ibr: aineo) kemahakuasaan-Nya hanya dalam tutur semata. Lantas, apa yang harus kita lakukan?
Bersamaan dengan peringatan Earth Day yang memancarkan semangat perjuangan melestarikan bumi, hari ini, mari kita memuji kemahakuasaan Allah disertai komitmen melestarikan ekosistem bumi kita. Sebab, Tuhan Allah telah bersedia berjumpa dengan kita melalui ekosistem yang ada. Mari kita respons kemurahan Allah itu dengan pujian yang tepat berupa tindakan melestarikan bumi ciptaan-Nya. [Pdt. Hizkia Anugrah Gunawan]
DOA:
Terima kasih untuk sapaan-Mu, ya Tuhan, melalui kehadiran bumi yang indah. Kiranya kami dapat menjaganya sebagai pujian bagi-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 150; 1Sam. 17:19-32; Kis. 5:17-26
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.