Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. (1Kor. 15:33)
Hari ini, sebagian orang merayakan Valentine’s Day atau hari kasih sayang. Ironisnya, pelbagai media memberitakan bahwa penjualan alat kontrasepsi cenderung meningkat dua kali lipat menjelang hari Valentine. Mayoritas pembelinya pun adalah muda-mudi yang belum terikat dalam pernikahan. Mengherankan. Bagaimana mungkin hari kasih sayang berubah menjadi hari di mana orang memuaskan hawa nafsunya atas nama cinta? Bukankah salah satu unsur utama dari cinta adalah pengendalian diri dan bukan pemuasan diri?
Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Mengapa bukan sebaliknya yang terjadi: kebiasaan yang baik akan mengubah sebuah komunitas yang buruk? Untuk memahami hal ini kita perlu memahami konteks kehidupan jemaat Korintus. Mereka hidup di tengah masyarakat yang memuaskan diri dengan segala hawa nafsu. Bahkan, pemuasan itu juga terjadi di tempat-tempat ibadah terkait dengan tersedianya para pelacur bakti yang akan “memfasilitasi” orang-orang yang akan beribadah, di mana hubungan seksual menjadi salah satu bagiannya. Dalam konteks seperti inilah, firman Tuhan menasihatkan bahwa pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
Mari kita memeriksa lingkaran pergaulan kita. Apakah rekan-rekan kita memberikan pengaruh yang baik atau buruk bagi karakter dan perilaku kita? Mari menjaga diri dengan bijak memilih teman dan pergaulan. [Pdt. Wahyu Pramudya]
DOA:
Tuhan, ajarlah kami untuk bersikap bijaksana dalam memilih teman dalam pergaulan sehari-hari. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 120; 2Raj. 24:18—25:21; 1Kor. 15:20-34
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.