Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas …. (1Ptr. 1:18)
Ada sebuah kutipan menarik berbunyi: “The value of identity of course is that so often with it comes purpose.” Kutipan tersebut hendak menyatakan bahwa nilai dari identitas muncul bersamaan dengan tujuan yang ingin dicapai. Identitas seseorang akan menghasilkan tujuan kehidupan. Misalnya, identitas sebagai guru seharusnya menghasilnya tujuan kehidupan, yaitu mengajar nara didik dengan baik.
Tidak mengherankan bila firman Tuhan terus mengingatkan umat-Nya agar menyadari identitas dirinya. Identitas berdasarkan karya Kristus di atas kayu salib yang menebus manusia dari segala dosa. Kesadaran akan identitas diri berdasarkan karya salib inilah yang akan mendorong munculnya perilaku yang berbeda dengan dunia ini. Perilaku yang tak menuruti hawa nafsu sama seperti dunia ini. Perilaku yang kudus sebagaimana Dia yang memanggil kita untuk menjalani kehidupan yang kudus.
Kesadaran untuk menjalani kehidupan yang berkenan di mata-Nya, bukan karena takut akan hukuman atau keinginan untuk melakukan amal baik. Keinginan untuk menjalani kehidupan yang berkenan adalah salah satu bentuk konkret kesadaran diri kita akan identitas diri. Identitas yang berasal dari anugerah Allah di dalam dan melalui salib. Jangan sampai melupakan siapa diri kita, apa yang telah Allah kerjakan, agar kita beroleh kekuatan untuk menjalani hidup yang berkenan. [Pdt. Wahyu Pramudya]
DOA:
Tuhan, mampukanlah kami bukan hanya untuk meminta sesuatu dari-Mu, tetapi juga menjalani kehidupan sesuai kehendak-Mu. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 1; Yer. 13:20-27; 1Pet. 1:17—2:1
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.