“Apa yang Kukatakan kepada kamu, Kukatakan kepada semua orang: berjaga-jagalah!” (Mrk. 13:37)
Hampir setiap kali melawat warga jemaat dalam kondisi sakit, perhatian saya selain kepada yang sedang mengalami sakit, juga kepada keluarga yang kerap mengalami letih ketika berjaga menemani, baik di rumah sakit atau di rumah. Mereka yang berjaga harus memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan si sakit. Ketika malam tiba, yang bertugas berjaga tidak dapat tidur dengan nyenyak. Kisah lain, ketika saya pulang menuju rumah dan tiba larut malam, satpam yang berjaga sigap membukakan gerbang, memastikan siapa saja yang keluar dan masuk lingkungan perumahan.
Apa yang dilakukan oleh mereka yang berjaga membutuhkan ketekunan, keuletan, dan kesigapan. Dalam Markus 13:32-37, Yesus memberi gambaran tentang kesediaan orang percaya yang selalu siap berjaga. Kesigapan berjaga diumpamakan seperti seorang hamba yang diberi kepercayaan oleh pemilik rumah agar bertanggung jawab untuk menjaga rumah. Hamba yang dipercaya tidak boleh lengah.
Sebagai orang percaya, kita diberi kepercayaan untuk berjaga-jaga; melakukan tugas panggilan yang dipercayakan kepada kita; mengembangkan talenta yang dikaruniakan kepada kita. Kita tidak boleh lengah! Segenap tugas panggilan dikerjakan dengan ketaatan. Talenta yang dikaruniakan tidak dipendam dan menjadi milik sendiri. Kita percaya bahwa kesediaan kita berjaga sampai Tuhan datang kembali adalah sebuah kehormatan. [Pdt. Santy Manurung]
DOA:
Ya Tuhan, kami mau berjaga-jaga dengan melakukan tugas panggilan yang Engkau percayakan. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 147:12-20; 2Taw. 1:7-13; Mrk. 13:32-37
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.