… tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu. (Flp. 1:24)
Dalam kehidupan ini, kita kerap bertanya mengapa ada begitu banyak penderitaan? Mengapa orang yang tidak bersalah mengalami ketidakadilan, penganiayaan? Mengapa anak-anak menderita sakit yang sangat mengerikan? Apakah hidup ini masih pantas untuk dijalani?
Seorang filsuf sekaligus sastrawan besar Prancis bernama Albert Camus juga merenungkan hidup yang bergulat dengan absurditas. Meskipun Albert Camus mengatakan bahwa hidup ini banyak absurditasnya, tetapi bukan berarti ia seorang pembenci kehidupan. Albert Camus justru mengajak kita untuk tetap memaknai kehidupan dan memperjuangkan kehidupan, tidak boleh berpasrah kalah dengan menginginkan kematian daripada memperjuangkan kehidupan.
Paulus dalam seluruh pergulatan kehidupan dan pelayanannya merindukan untuk beristirahat “pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus” (ay. 23). Namun, Paulus menyadari bahwa kehidupan yang masih dipercayakan adalah sebuah kehormatan sehingga kehidupan itu diisi dengan bekerja memberi buah (ay. 22). Paulus menyadari bahwa dunia masih pantas untuk diperjuangkan, dengan bergiat tinggal di dunia dan berkarya bersama saudara-saudara dalam persekutuan. Ia berkata, “Tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia karena kamu” (ay. 24). Paulus menghayati adalah sebuah kesukacitaan berkarya bersama dengan jemaat sehingga jemaat semakin maju dan bersukacita dalam iman. [Pdt. Santy Manurung]
DOA:
Tuhan, tolong kami agar meskipun menghadapi rupa-rupa pergulatan, kami setia memenuhi tugas panggilan kami. Amin.
Ayat Pendukung: Luk. 1:68-79; Mal. 3:13-18; Flp. 1:18b-26
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.