Betapa banyak perbuatan-Mu, ya TUHAN, sekaliannya Kaujadikan dengan kebijaksanaan, bumi penuh dengan ciptaan-Mu. (Mzm. 104:24)
Di dalam ilmu teologi, dikenal istilah antroposentrisme. Yang artinya, segala masalah teologi menggunakan pengalaman manusia sebagai titik tolak dan pegangan untuk langkah berikutnya. Teologi yang bersifat antroposentris ditemukan juga di dalam kekristenan. Mulai dari konsep bahwa manusia ada di atas semua ciptaan, sampai dengan Allah menyelamatkan manusia saja. Apakah hal ini benar?
Alkitab menyaksikan bahwa Allah tidak hanya mengasihi manusia. Mazmur 104 menunjukkan bahwa sejak semula, Allah mengasihi seluruh ciptaan-Nya. Allah menciptakan manusia dan makhluk hidup lainnya dengan kasih dan kebijaksanaan. Kasih dan kebijaksanaan itu juga ditunjukkan melalui pemeliharaan Allah. Kekuasaan Ilahi meluas sampai ke samudera; air yang dulunya menutupi bumi sekarang menuju ke tempatnya sendiri karena kuasa Allah. Allah menciptakan dan menata segala sesuatu dengan sangat baik.
Kesadaran akan kasih Allah, seharusnyalah memotivasi kita untuk melakukan kasih. Kasih Allah kepada ciptaan menjadi teladan dan dasar bagi kita dalam bertindak terhadap sesama manusia dan ciptaan. Pujian kita atas kasih dan kebijaksaan Allah yang membentuk semesta, sepatutnyalah kita nyatakan dalam sikap terhadap seluruh ciptaan. Kita belajar untuk mengasihi seluruh ciptaan-Nya. Kita mewujudkan pujian kita kepada Allah dengan menjaga dan mengelola secara baik lingkungan dan alam sekitar kita. [Pdt. Hobert V.G. Ospara]
DOA:
Ajarlah kami ya, Allah untuk meneladani Engkau mengasihi seluruh ciptaan yang ada di sekitar kami. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 104:1-9, 24, 35b; Ayb. 36:1-16; Rm. 15:7-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.