Ia tidak dapat mengadakan satu mujizat pun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. (Mrk. 6:5)
Membenci tidak membutuhkan alasan. Seseorang bisa membenci orang lain karena dipicu oleh pengalaman sebelumnya, dan bahkan terkadang terjadi tanpa alasan yang jelas atau masuk akal. Di lingkungan sekitar, kita mungkin juga mendapati kasus perundungan (bullying) terjadi tanpa alasan yang masuk akal. Inilah yang disebut dengan antipati.
Penolakan terhadap Yesus oleh warga sekampungnya merupakan tindakan antipati. Ketidaksukaan mereka dipicu oleh masa lalu dan latar belakang Yesus yang adalah seorang anak tukang kayu. Mereka merasa sangat mengenal Yesus, namun pengenalan mereka justru digunakan untuk menolak Yesus. Berdasarkan latar belakang dan masa lalu Yesus, mereka mengambil kesimpulan bahwa Yesus adalah orang yang tidak pantas untuk mengajar, apalagi menasihati mereka. Namun, penolakan yang dialami-Nya tidak menghentikan langkah Yesus untuk berkarya. Yesus tetap menunjukkan empati-Nya dengan menyembuhkan orang sakit melalui penumpangan tangan. Penumpangan tangan adalah sebuah tindakan cinta yang menyentuh dan merasakan penderitaan orang lain.
Membenci tidak membutuhkan alasan, begitu pula dengan mencintai. Antipati terhadap diri-Nya, justru direspons Yesus dengan tindakan empati. Dari pengalaman inilah, Yesus mengutus para murid dan kita untuk rela melepaskan segala sesuatu yang menghambat empati kita terhadap sesama. [Pdt. Tunggul Barkat]
REFLEKSI:
Carilah dirimu, maka kau akan menemukan kebencian, keputusasaan dan kemarahan. Carilah Kristus, maka semuanya itu akan terlepas.
Ayat Pendukung: Yeh. 2:1-5; Mzm. 123; 2Kor. 12:2-10; Mrk. 6:1-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.