…. agar nanti tersedia sebagai bukti kemurahan hati kamu dan bukan sebagai pemberian yang dipaksakan. (2Kor. 9:5)
Murah hati adalah salah satu karakter Allah yang selalu Ia nyatakan kepada umat-Nya. Kemurahan hati Allah terlihat dalam kasih dan pemeliharaan bagi umat-Nya. Allah mengaruniakan berbagai berkat yang membuat umat dapat merasakan kehadiran dan kasih-Nya.
Kemurahan hati Allah semestinyalah menjadi teladan umat dalam memberi. Hal ini diingatkan dan ditegaskan oleh Paulus kepada jemaat di Korintus. Pengumpulan dan pemberian persembahan bagi jemaat di Yerusalem, dilakukan atas dasar kemurahan hati, bukan pemberian yang dipaksakan karena adanya tekanan atau pemerasan rohani. Hal ini disampaikan Paulus untuk menyikapi isu atau kecurigaan yang berkembang bahwa tujuan Paulus mengirim Titus memantau proses pengumpulan persembahan, sesungguhnya adalah untuk memaksa jemaat Korintus memberi. Paulus dengan hati-hati menanggapi hal ini, untuk mencegah isu ini melemahkan semangat dan sukacita jemaat dalam memberi.
Pemberian sepatutnya didasari kemurahan hati atau sebagai ungkapan kasih. Memberi dengan kemurahan hati berarti memberi dengan sukarela dan sukacita. Tanpa kemurahan hati, pemberian itu terpaksa atau karena dipaksa. Hal ini berakibat tidak mendatangkan sukacita, baik bagi yang memberi maupun yang menerima. Ingatlah, Allah telah bermurah hati pada kita. Marilah kita juga menyatakan kemurahan hati dengan memberi secara rela hati dan bersukacita! [Pdt. Henni Herlina]
DOA:
Engkau telah bermurah hati kepada kami. Ajarlah kami menghayati kemurahan hati-Mu itu dalam setiap hal yang kami lakukan. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 88; Im. 15:19-31; 2Kor. 9:1-5
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.