Karena ia tidak mau menerima nasihat kami, kami menyerah dan berkata: “Jadilah kehendak Tuhan!” (Kis. 21:14)
Orang yang teguh hati, pantang menyerah, berani, tak takut sedikit pun. Itulah Paulus. Karakternya kuat, menjadikan dia penginjil yang gigih dalam pelayanan.
Ketika berada di Kaisarea, Paulus tinggal di rumah Filipus, seorang pemberita Injil. Kemudian, datanglah seorang nabi bernama Agabus dari Yudea. Agabus mengikat tangan dan kakinya dengan ikat pinggang Paulus dan mengatakan demikianlah yang akan terjadi pada Paulus di Yerusalem. Orang-orang Yahudi akan menangkap dan mengikat Paulus. Murid-murid yang ada di rumah itu menjadi khawatir dan meminta Paulus untuk tidak pergi ke Yerusalem. Tetapi, hati Paulus teguh. Ia mengatakan bahwa ia bukan hanya rela diikat, tetapi ia juga rela mati karena nama Tuhan Yesus Kristus. Melihat keteguhan hati Paulus, murid-murid akhirnya menjadi pasrah. Mereka berserah kepada kehendak Tuhan dan menyatakan: “Jadilah kehendak Tuhan!” Bahkan ada dari mereka yang kemudian mengikut Paulus ke Yerusalem. Nasihat murid-murid kepada Paulus adalah nasihat yang penuh kasih. Mereka tidak ingin Paulus celaka. Tetapi, mereka pun menyadari bahwa dalam kehidupan Paulus, ada kuasa Tuhan yang nyata berkarya. Oleh sebab itulah, mereka akhirnya berserah kepada kehendak Tuhan.
Tuhan hadir dalam hidup umat-Nya dan berkarya. Ketika Tuhan berkehendak, tidak ada apa pun atau siapa pun yang dapat mencegah-Nya. Yang harus dilakukan adalah sungguh-sungguh percaya kepada-Nya dan berserah agar kehendak-Nyalah yang jadi. [Pdt. Henni Herlina]
DOA:
Jadilah kehendak-Mu atas kami, ya Tuhan. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 107:1-3, 23-32; Ayb. 29:21-30:15; Kis. 21:1-16
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.