… TUHAN bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya. (Mzm. 29:10)

Hingga saat ini, Indonesia telah dipimpin oleh 7 orang presiden. Masing-masing presiden memiliki ciri khas dalam menjalankan pemerintahannya. Dahulu, Indonesia (Nusantara) pernah juga menganut sistem kerajaan dan dipimpin oleh raja. Baik presiden maupun raja memiliki masa pemerintahan yang terbatas. Popularitas, ketenaran dan kemasyhuran mereka pun memudar seiring waktu.

Sang Pemazmur, dalam bacaan kita hari ini, memberikan sebuah pengakuan, “TUHAN bersemayam sebagai Raja untuk selama-lamanya.” Kata “selama-lamanya” adalah pengakuan bahwa Tuhan adalah kekal. Oleh karena Tuhan kekal, maka masa pemerintahan dan kuasa-Nya juga kekal. Pemerintahan Tuhan berlangsung selama-lamanya, tidak terbatas, tidak berakhir. Tuhan tidak akan diganti atau tergantikan.

Pengakuan Pemazmur ini, semestinya menjadi pengakuan kita juga. Kita menjalani kehidupan yang taat kepada Kristus, bukan hanya pada tempat, situasi atau waktu tertentu. Kristus adalah Raja atas semesta, kekuasaan-Nya dan pemerintahan- Nya berlangsung selama-lamanya. Ini kiranya menyadarkan kita untuk tidak sembarangan dalam menjalani hidup. Kita adalah rakyat Kristus. Seharusnyalah kita menghormati Dia dan menaati kehendak-Nya. Kita menghormati dan menaati Kristus, Raja kita, dalam segala laku hidup kita. Kita menjalani kehidupan yang sesuai bagi rakyat Kristus; hidup berkenan dan mengagungkan Kristus Sang Raja. [Pdt. Firmanda Tri Permana]

REFLEKSI:
Mengakui Yesus Kristus sebagai Raja bukan hanya dengan kata-kata, namun dengan perilaku yang sesuai dengan kehendak-Nya.

Ayat Pendukung: Mzm. 29; Yes. 2:1-5; Rm. 8:9-11
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.