Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. (Gal. 5:24)
Seorang penulis hymne legendaris berdiskusi dengan seorang komposer handal. Mereka berdua hanyut dalam percakapan yang mendalam mengenai kasih Allah. Mereka adalah Fanny J. Crosby dan William Howard Doane. Mereka sepakat bahwa kedekatan hubungan dengan Tuhan dicirikan oleh tindakan meneladani Kristus. Percakapan itu tidak hilang begitu saja. Sebelum tidur, Crosby merenungkan percakapannya dengan Doane. Perenungan itu menghasilkan sebuah lagu yang hingga kini sering kita nyanyikan “Aku Milikmu” (Kidung Jemaat no. 362). Lagu indah yang mengungkapkan kerinduan seorang manusia untuk hidup dekat dengan Tuhan.
Paulus mengingatkan orang-orang di Galatia akan berbagai ajaran sesat yang dapat membuat mereka mengalami kemerosotan moral. Ajaran sesat itu dapat mendorong jemaat hidup dalam keinginan daging, seperti percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, dan lain-lain. Karena itu, Paulus mengingatkan identitas jemaat adalah murid Kristus. Mereka harus menyadari diri sebagai milik Kristus dan menjaga kekudusan hidup mereka sebagai milik Kristus.
Dengan menghayati identitas diri sebagai milik Kristus, kita akan dimampukan untuk menyalibkan segala keinginan daging. Kita adalah umat yang sudah ditebus dan diselamatkan oleh Yesus. Kita bukan lagi budak dosa. Kita adalah milik Yesus. Kita hidup bagi Yesus! [Pdt. Firmanda Tri Permana]
REFLEKSI:
Dengan terus menyadari bahwa kita adalah umat kepunyaan Kristus, kita akan menjaga hidup kita tetap berkenan di hadapan-Nya.
Ayat Pendukung: Mzm. 80; Yes. 5:1-7; Gal. 5:16-26
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.