”Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah” (Luk. 1:30).
Demikian ujar malaikat saat menjumpai Maria dan memberi kabar bahwa ia akan mengandung Yesus. Sang malaikat mulai dengan berkata, “Jangan takut!” Persis seperti saat malaikat menyapa Zakharia (Luk. 1:13). Akan tetapi, khusus bagi Maria, nasihat agar tak takut tersebut dilanjutkan dengan sebuah penegasan bahwa Maria memeroleh “kasih karunia” dari Allah. Kata ”kasih karunia” (Yunani: kharis) menunjuk bukan hanya pada ”sesuatu” yang Allah berikan kepada perempuan muda itu. Kharis sesungguhnya lebih menunjuk pada pemberian diri Allah sendiri. Allah memberikan diri-Nya, melalui Kristus yang akan segera menjadi manusia di dalam rahim Maria.
Memang, hanya ketika kita terus bersama Kristus, Sang Pemberian Diri Allah, kita dapat berjuang melawan ketakutan. Ketakutan adalah tanda kemanusiaan. Sebab, ketakutan mencerminkan kerapuhan kita yang dibatasi oleh ruang dan waktu. Kita merasa kecil di tengah kepungan ancaman yang lebih besar dari kita. Pun, kita merasa tak berdaya untuk memastikan masa depan semacam apa yang akan menimpa kita.
Oleh karena itu, perintah Allah, “Jangan takut!” sungguh-sungguh tak bermakna apa-apa, jika kita tidak memasuki sebuah kenyataan baru, bahwa kita dilingkupi oleh “kasih karunia” Allah—oleh Allah yang memberikan diri-Nya itu. Sebab, kita memang tak dapat mengakhiri ketakutan dengan kekuatan kita sendiri. Semua masalah yang kita hadapi mungkin lebih besar dan lebih digdaya dari diri kita. Namun, Allah lebih berkuasa atas semua kuasa tersebut. Melekatkan diri pada kasih karunia Allah, dengan demikian, merupakan cara terbaik untuk melawan ketakutan diri kita.
Karena itu, saat kita memasuki pergumulan Adven di masa pandemi ini, mau mengakui ketakutan kita. Ada seribu-satu alasan untuk terus dikuasai oleh ketakutan. Namun, hanya ada satu alasan untuk berani hidup, yaitu karena Allah memberikan kasih karunia, memberikan diri-Nya sendiri, kepada kita.
Maka, mari melawan ketakutan kita dengan menyimak suara bening Allah, seperti yang disampaikan-Nya kepada Maria … “Aku mengasihimu. Aku merengkuhmu dengan kasih-karunia-Ku. Aku memberikan diri-Ku bagimu. Jangan takut!” Amin.
ja
#berolehkasihkaruniaAllah #hambayangtaat #kegembiraandalamketaatan
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.