Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Firaun berkeras hati, ia menolak membiarkan bangsa itu pergi.” (Kel. 7:14)
Siang itu, saya bergegas menghampiri petugas check in di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta sambil menyodorkan tiket tujuan ke Bangkok untuk perjalanan dinas. Saya terkejut, petugas itu menolak saya. Waktu check in sudah ditutup. Saya terlambat melapor, walau masih tersisa 35 menit sebelum pesawat take off. Perjalanan ke Bangkok jadi tertunda. Saya harus mencari pesawat lain dan membeli tiket baru dengan uang sendiri. Penolakan hari itu membuat saya merasa kecewa.
Manusia bisa kecewa ketika ditolak. Allah pun bisa demikian. Bacaan Alkitab hari ini mengisahkan Firaun yang sangat keras kepala dan menolak membiarkan umat Tuhan untuk pergi beribadah. Ia mengeraskan hatinya. Ia tidak takut kepada Allah Israel. Akibatnya, Allah memakai bencana untuk menyadarkan Firaun agar tidak menolak Dia. Mesir ditimpa bencana hebat. Air yang sangat penting berubah menjadi darah, berbau amis, dan busuk. Bangsa Mesir tidak bisa minum air lagi. Sungguh mengerikan. Mereka sibuk mencari air di mana-mana, namun Allah telah menulahi Sungai Nil selama 7 hari. Allah menghukum mereka agar mereka bertobat dan mengakui kedaulatan Allah.
Penghukuman Allah melalui tulah pertama kepada bangsa Mesir seharusnya menjadi pelajaran bagi kita juga. Allah dapat mendatangkan bencana untuk menyadarkan umat-Nya. Karena itu, jangan menunggu bencana datang baru bertobat. Allah setia dan tidak pernah menolak setiap umat yang berbalik kepada-Nya. [Pdt. Norita Yudiet Tompah]
REFLEKSI:
Penghukuman Allah dinyatakan agar manusia tidak menolak Dia, namun bertobat, menerima dan mengakui kedaulatan-Nya.
Ayat Pendukung: Mzm. 83:1-4, 13-18; Kel. 5:1-6:13; Why. 3:7-13
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.