… teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah. (Kel. 2:23)
“Ayo kamu berdoa dulu sebelum tidur!” Demikian perintah seorang ibu kepada anaknya. Sang anak pun langsung memejamkan mata beberapa saat, mulutnya komat–kamit sebentar, lalu berkata “Amin.” Ibunya heran dan bertanya: “Loh, mana suara doanya, ibu tidak dengar?” “Kan, aku doa dalam hati, kalau ibu tidak dengar, Tuhan pasti dengar!” sahut sang anak.
Bangsa Israel yang berada dalam perbudakan di Mesir mengeluh karena kebebasan mereka direnggut. Tekanan, penindasan dan penganiayaan sebagai budak membuat mereka berseru-seru kepada Tuhan, memohon pertolongan- Nya, memohon dibebaskan dari penindasan. Mereka adalah sebuah bangsa, tetapi mereka tidak berdaulat atas diri mereka sendiri. Allah pun mengingat perjanjian-Nya dengan Abraham, Ishak dan Yakub; Ia ingat akan janji-Nya untuk terus menyertai dan memberkati Israel. Digerakkan oleh belas kasihan, Ia pun mendengarkan suara mereka. Ia bertindak membebaskan umat- Nya melalui orang pilihan-Nya, Musa, yang dengan pertolongan- Nya memimpin bangsa Israel keluar dari perbudakan Mesir.
Allah adalah Allah yang berbelas kasihan kepada umat-Nya. Ia mengenal umat-Nya dan penderitaan mereka; Ia mendengar setiap keluhan mereka dan Ia mau menolong. Maka, jangan jemu berseru kepada Allah dalam segala hal yang kita alami. Percayalah Ia selalu mengingat kita dan mendengar seruan kita. Ia akan menolong, sebab Ia mengasihi kita. [Pdt. Eko Priliadona Susetyo]
DOA:
Terima kasih karena Engkau selalu mendengar setiap seruan hati kami, dan menjawab kami menurut kasih-Mu.
Ayat Pendukung: Mzm. 105:1-6, 23-26, 45b; Kel. 2:23-24; Ef. 5:1-6
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.