Tentang perbuatan manusia, sesuai dengan firman yang Engkau ucapkan, aku telah menjaga diriku terhadap jalan orang-orang yang melakukan kekerasan …. (Mzm. 17:4)
Seorang ibu berpesan kepada dua anak perempuannya yang sudah remaja: “Yang sopan ya, jaga diri baik-baik dan jangan buat malu.” Mendengar pesan ibunya, kedua anak remaja itu tersenyum dan berkata: “Iya, Mama.” Tentu kita jarang mendengar seorang ibu berpesan seperti itu terhadap anak-anaknya yang akan beraktivitas di gereja. Tetapi, pesan tersebut mengandung harapan sang ibu agar anak-anaknya dapat menjaga diri untuk berperilaku sopan dan menjaga diri dari hal yang jahat, di mana saja dan dengan siapa saja.
Menjaga diri bermakna ganda: menjaga diri dari segala kejahatan yang ada di sekitar kita (pengaruh dari luar) dan menjaga diri dalam bersikap terhadap orang lain (menjaga dari dalam). Kedua hal ini dapat dilakukan jika ada pedoman yang jelas dalam melangkah. Bagi pemazmur, pedomannya dalam menjaga diri jelas, yaitu firman Tuhan. Itulah pegangannya dalam menghadapi segala perbuatan manusia yang penuh kekerasan, yang ingin menjatuhkan dan membunuhnya, dan juga pedomannya dalam bersikap agar tidak jatuh dalam kecemaran. Firman Tuhan menjadi rambu-rambu dalam menghadapi pergumulan hidupnya.
Menjaga diri sepatutnya dilakukan oleh setiap orang. Menjaga diri berarti bersikap waspada terhadap segala hal dan selalu berhati-hati. Dalam semuanya itu, firman Tuhan menjadi pegangan dan pedoman kita untuk menjaga diri, dan akan memampukan kita. [Pdt. Henni Herlina]
DOA:
Tuhan, kami percaya hidup dalam firman-Mu menolong kami menghadapi segala yang jahat di dunia ini.
Ayat Pendukung: Mzm. 17:1-7, 15; Yes. 43:1-7; Mat. 15:32-39
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.