Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus. (1Tes. 4:7)
Pernahkah Saudara dipercaya untuk melakukan pekerjaan yang besar? Misalnya, menjadi pimpinan proyek raksasa, atau menjadi ketua panitia pembangunan gedung gereja. Tentu saudara akan melakukan pekerjaan tersebut dengan baik dan cermat. Segala kemampuan akan Saudara kerahkan agar pekerjaan itu selesai tepat waktu dan sempurna.
Allah juga mempunyai pekerjaan besar bagi kita. Dia ingin kita melakukannya dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan apakah itu? Rasul Paulus mengatakannya dalam 1 Timotius 4:3, “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu ….” Sudah sejak lama Allah menyatakan kehendak-Nya ini. Kepada bangsa Israel, Allah menyatakan bahwa mereka adalah umat-Nya yang kudus. Tuhan menjaga, memelihara dan melindungi Israel, tetapi mereka memberontak. Pemberontakan Israel tidak membuat rencana Allah gagal. Melalui pengurbanan Yesus di atas kayu salib, Allah menguduskan semua orang yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu, setiap orang yang sudah ditebus oleh darah Kristus, sepatutnya hidup dalam kekudusan.
Hidup kudus bukanlah sekadar rajin beribadah, membaca Alkitab dan berdoa. Hidup kudus nyata dengan menjauhi korupsi, menjadi pribadi yang tidak iri hari, tidak egois dan tidak mementingkan diri sendiri. Hidup kudus juga berarti menjaga mulut kita dari segala kejahatan, kata-kata kotor dan menipu. Allah ingin kita, umat-Nya, ikut serta berkarya bersama-Nya dalam mewujudnyatakan umat Allah yang kudus, sama seperti Diri-Nya kudus. [Pdt. Eko Priliadona Susetyo]
REFLEKSI:
Kuduslah kamu sebab Aku kudus.
Ayat Pendukung: Mzm. 142; Mi. 1:1-5; 1Tes. 4:1-8
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.