Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya …. (Yud. 24)
Sebagai orang percaya, tentu kita ingin agar diri kita terus terjaga, jauh dari dosa; hidup kudus, tak tercemar oleh kekotoran yang ada di dunia ini. Walau demikian, dalam keseharian, ada begitu banyak hal yang dapat terjadi dan membuat kita berdosa. Kita dapat terpancing menjadi marah oleh orang lain, bertengkar tidak jelas untuk memperebutkan hal yang tidak penting, atau mudah untuk dipecah belah.
Menghadapi tantangan hidup, Kitab Yudas menasihatkan agar kita hidup meneguhkan iman. Ingat akan peringatan yang Tuhan Yesus sudah berikan bahwa menjelang akhir zaman, akan ada orang-orang yang hidupnya menjadi provokator agar kita jatuh dalam dosa. Karenanya, kita harus waspada. Menarik bahwa sikap waspada kita yang diajarkan oleh Yudas bukanlah waspada dengan doa-doa pribadi, menjauhkan diri dari orang-orang yang dapat merusak, dan mengasingkan diri dari dunia. Justru, upaya untuk memelihara iman adalah dengan hadir di hadapan orang-orang lain. Menunjukkan belas kasihan kepada sesama, dan memelihara agar orang lain jangan binasa. Berturut-turut, Yudas menekankan ‘tunjukkanlah belas kasihan.’
Kita membenci ‘pakaian’ kecemaran, tetapi harus mengasihani orangnya. Yang kita benci dan jauhi adalah dosanya, tetapi orangnya kita tolong dan kita pelihara imannya. Dengan memelihara iman orang lain, kita juga sedang memelihara iman kita di hadapan Tuhan dan menjadi kesaksian bagi orang lain. (Pdt. Novita Sutanto)
DOA:
Tuhan, ada banyak orang yang imannya lemah. Pakai kami untuk memelihara iman mereka. Amin.
Ayat Pendukung: Mzm. 42; Yeh. 47:1-12; Yud. 17-25
Bahan: Wasiat, renungan keluarga
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.