Lidah mereka adalah anak panah yang membunuh, perkataan dari mulutnya adalah tipu; mereka berbicara damai dengan temannya, tetapi dalam hatinya mereka merancang pengadangan terhadapnya. (Yer. 9:8)
“Memang lidah tak bertulang. Tak terbatas kata-kata. Tinggi gunung seribu janji. Lain di bibir, lain di hati ….” Bait pertama lagu “Tinggi Gunung Seribu Janji” yang pernah dipopulerkan oleh Bop Tutupoly ini menggambarkan betapa kata-kata yang diucapkan sering kali berbeda dengan isi hati yang sebenarnya. Keadaan inilah yang terjadi dengan kehidupan bangsa Israel. Mereka terus memberontak terhadap Allah. Segala yang mereka lakukan bertentangan dengan kehendak Allah. Tipu daya ada dalam kata dan perbuatan mereka. Dusta dan penindasan menjadi bagian kehidupan mereka sehari-hari. Tidak ada yang dapat dipercaya. Mulut mereka mengucapkan kata- kata yang manis, tetapi hati mereka merancangkan kejahatan.
Yang membuat Yeremia merasa sedih ialah mereka menolak untuk bertobat
Tidak berbeda jauh dengan kehidupan kita saat ini. Banyak orang yang berjanji dan mengumbar kata-kata yang manis demi mendapatkan simpati dari rakyat. Tetapi, apakah semua itu disampaikan dari hati yang juga manis dan simpatik? Tak bisa dimungkiri, fakta menunjukkan banyak yang melakukannya hanya untuk mendapat dukungan suara. Ketika sudah mendapat jabatan, maka dilupakanlah semua janjinya. Walaupun tidak tertutup kemungkinan ada juga pemimpin yang hatinya memang tulus dalam memberikan janji demi kepentingan rakyat, dan bekerja sungguh-sungguh demi rakyatnya. Semoga yang kedua lebih banyak. (Pdt. Henni Herlina)
DOA:
Tuhan hadirkanlah bagi kami pemimpin yang jujur dan memiliki integritas, agar kepemimpinannya dapat dipercaya. Amin.
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.