Natal versi Yohanes dengan jelas menegaskan, bahwa ketika kita menerima sang Putera Natal, maka kitapun menjadi anak-anak Allah! ((Yoh. 1:12). Natal memang telah usai, kita sungguh bersyukur karena kembali diyakinkan bahwa kita adalah anak-anak-Nya. Inilah saatnya kita menghidupi hidup kita sebagai anak-anak-Nya.
Kisah Samuel lalu bisa menjadi model bagaimana seharusnya kita hidup sebagai anak-anak-Nya. Sebagai anak yang dipersembahkan secara khusus buat Tuhan maka Samuel bertumbuh, makin besar dan makin disukai Tuhan dan manusia (1 Sam. 2:26). Dengan kata lain, Samuel bertumbuh dalam karakternya. Ia menjaga hidupnya dan selalu mencari cara hidup yang disukai Allah. Namun pada lain sisi, ia tetap menjaga kehidupan sosialnya. Ia mempunyai cara hidup yang baik terhadap sesama tanpa harus mengorbankan prinsip pertama: disukai Allah! Dengan demikian ia bertumbuh secara spiritual dan sosial.
Bukannya kebetulan ungkapan ‘ disukai Allah dan manusia ’ kemudian dikenakan juga kepada Yesus sang Putera Natal (Lukas 2:52). Dalam Yesus kita mendapatkan model yang seutuhnya untuk bisa bertumbuh secara spiritual dan sosial. Karena itu, menjadi tugas kita yang adalah anak-anak-Nya, agar kita menjaga hidup kita dengan belajar menerapkan hidup Yesus melalui hidup keseharian kita.
Semoga Yesus sang Putera Natal semakin memenuhi ruang hati kita, sehingga kitapun dapat bertumbuh dan semakin disukai Allah dan manusia.
RDJ
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.