Tidak sedikit orang yang setiap hari terbangun dalam kecemasan karena beban-beban tersembunyi yang menekan. Apakah Anda dan saya termasuk di dalamnya ? jika demikian, mari kita belajar dari Mazmur 23, yang mengajarkan bagaimana Allah menghendaki saya menanggapi kecemasan dalam hidup saya.
Dalam Mazmur 23 ditunjukkan kepada kita suatu cara yang membangun dan menghormati Allah dalam menanggapi kecemasan dalam hidup ini. Ia mendorong kita untuk memercayai Allah sebagai Gembala yang baik dan setia, dan bersukacita dalam anugerah-Nya. Meskipun harus dikatakan bahwa menanggapi Allah dengan cara ini tidak menjamin bahwa masalah Anda akan terpecahkan, namun Allah akan memberikan keyakinan mengenai apa yang dilakukan-Nya di dalam kehidupan Anda. Ia akan meyakinkan Anda, sebagaimana dilakukan-Nya terhadap Daud, bahwa Dialah yang sedang memimpin hidup Anda. Kita dapat menjadi sedemikian terobsesi dengan masalah dan kecemasan akan masa depan sehingga kita mengabaikan Allah dan menganggap diri kita tidak dapat memeroleh penggembalaan-Nya yang setia dan penuh kemurahan bagi kita. Kita dapat menjadi marah dengan-Nya karena telah mengijinkan hal-hal itu menimpa kita ketika kita merasa tidak melakukan apa-apa yang layak untuk mendapatkan hukuman.
Namun, gambaran dari Daud mendorong kita untuk menanggapi persoalan kita dengan cara yang berbeda. Daud berkata bahwa ketika kita cemas akan berbagai situasi atau tentang apapun yang menjadi masalah, kita seharusnya mempercayai Allah sebagai Gembala yang setia dan bersukacita di dalam anugerah-Nya bagi kita. Dialah satu-satunya yang mengendalikan segala sesuatu dengan berbagai situasi. Ini adalah sebuah perayaan iman di dalam pemeliharaan cinta kasih Allah. Allah yang disembah umat adalah Allah yang peduli, Allah yang berbela rasa terhadap umat-Nya, Allah yang berkuasa atas kehidupan. Allah yang dapat diandalkan dan kepada-Nya umat berserah dan berlindung kepada-Nya.
(TT)
Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.