Lalu kemuliaan TUHAN pergi dari ambang pintu Bait Suci dan berhenti di atas kerub-kerub. (Yehezkiel 10:18)
Kita memahami bahwa Bait Suci adalah tempat di mana TUHAN berada. Dengan demikian, kemuliaan TUHAN menjadi identik dengan Bait Suci. Tidak mungkin Bait Suci tidak diliputi oleh kemuliaan TUHAN. Namun, bacaan kita dalam Alkitab justru berjudul “Kemuliaan TUHAN meninggalkan Bait Suci”. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Nabi Yehezkiel memaparkan penglihatannya mengenai kerub-kerub, makhluk surgawi. Dikatakan bahwa kemuliaan TUHAN pergi dari ambang pintu Bait Suci dan berhenti di atas kerub-kerub. Kemuliaan TUHAN tidak lagi tampak di Bait Suci karena umat Israel, yang seharusnya hidup menjalankan perintah TUHAN, justru hidup dalam kejahatan dan dosa.
Hidup kita seharusnya memancarkan kasih dan kemuliaan Tuhan. Saat kita hidup dalam dosa dan kejahatan, kemuliaan Tuhan pun tidak tampak dalam keseharian kita. Ketika kita mengumbar keinginan daging, bernafsu memenuhi keinginan diri, serta sibuk dengan diri sendiri, kita harus berhati-hati—jangan- jangan kemuliaan Tuhan telah menjauh dari hidup kita. Seharusnya, hidup anak-anak Tuhan mencerminkan kemuliaan-Nya. Namun,jika kita sebagai anak-anak Tuhan tidak menghidupi firman-Nya, melainkan membiarkan hidup kita dikuasai oleh keinginan dan nafsu semata, kita harus waspada—jangan-jangan kemuliaan Tuhan sudah tidak lagi dijumpai dalam hidup kita. Mari kita memeriksa hidup kita. [Pdt. Cordelia Gunawan]
REFLEKSI:
Teruslah mencari Tuhan dan melakukan firman-Nya dalam keseharian, agar kemuliaan Tuhan tidak meninggalkan kita.
Ayat Pendukung: Yeh. 10:1-19; Mzm. 98; Luk. 17:20-37
Bahan: Wasiat, renungan keluarga.




Komentar Anda
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.