People Need The Lord

People Need The Lord

Belum ada komentar 164 Views

Matius 3:17, “Sebab Allah mengutus Anak-Nya dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”

Beberapa waktu yang lalu Paduan Suara Agape melantunkan lagu “People Need The Lord” dalam suatu kebaktian hari Minggu. Lirik lagu tersebut sungguh menyentuh hati saya karena pada masa sekarang ini, saya (dan saya rasa banyak orang lain juga mengalaminya) dalam keadaan sulit karena terkena dampak krisis keuangan yang sedang melanda dunia. Sejumlah rencana dan keinginan pribadi maupun strategi dan komitmen perusahaan (pertanggungan jawab kolektif dengan pemilik modal) yang telah disusun dengan baik, menjadi porak-poranda tanpa ada alternatif dan jalan keluar. Secara nalar dan perhitungan para ahli, diperlukan waktu lama untuk mengatasi krisis ini.

Sebagai anak Tuhan tentu saya yakin bahwa tak ada kesulitan yang tak dapat diatasi oleh Tuhan, namun peristiwa ini sekaligus merupakan waktu untuk merenungkan kembali apakah selama ini saya menyediakan cukup waktu untuk menyerahkan segala keinginan, pikiran dan rancangan pekerjaan serta kehidupan pribadi saya kepada Tuhan. Terus terang saya harus akui bahwa persiapan-persiapan yang secara rasional telah dilakukan untuk melaksanakan rancangan tersebut ternyata ludes dengan terjadinya krisis moneter ini. Bagaimanapun juga rencana-rencana tersebut (bidang pelatihan dan konsultasi teknologi informasi) harus terwujud meskipun kekurangan daya. Saya mengalami tekanan batin yang cukup berat. Saya merasa menyesal, frustasi, sedih dan hilang pengharapan.

Saya sungguh mengucap syukur kepada Tuhan bahwa selama bulan Oktober yang lalu konsentrasi pembacaan Firman Tuhan saya ialah Kitab Yesaya. Saya percaya bahwa hal ini bukan kebetulan tapi merupakan kasih dan kemurahan Tuhan. Kitab nabi Yesaya ditujukan kepada sebagian bangsa Israel yang terlena karena kemakmuran yang diperoleh dengan cara-cara yang tak sesuai dengan firman Tuhan, bahkan mereka mulai meninggalkan Tuhan dan menyembah ilah-ilah lain. Gejala dan penyimpangan terhadap prinsip-prinsip Firman Tuhan itu merupakan pembelajaran yang relevan untuk masa kini, bukan untuk saya saja secara pribadi tetapi juga bagi kita semua.

Krisis keuangan dan ekonomi yang dialami sekarang adalah akibat dari keserakahan para pelaku keuangan yang mengabaikan etika bisnis yang bijaksana. Mereka mengejar keuntungan besar dalam waktu sesingkat-singkatnya dan tak memedulikan kehancuran yang akan menimpa pihak lain.

Dalam situasi sedemikian, berarti saya (dan saya percaya, juga pihak-pihak lainnya) harus mulai lagi dengan modal yang secara rasional sama sekali tak memungkinkan. Namun Firman Tuhan dalam Kitab Yesaya memberikan pertolongan kepada saya untuk melakukan langkah-langkah pemulihan sebagai berikut:

  1. Saya mengaku salah dan mohon pengampunan atas dosa-dosa saya (Yesaya 57:15 b, “Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.”
  2. Saya mohon agar Tuhan berkenan mengevaluasi dan merevisi segala rancangan saya (Yesaya 55:8-9, “Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu dan jalanmu bukanlah jalan-Ku. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu, dan rancangan-Ku dari rancanganmu”).
  3. Saya harus menepikan segala andalan kemampuan saya agar hikmat Tuhan meluruskan persepsi saya (Yesaya 48:17, “Beginilah firman Tuhan Penebusmu: ‘Akulah Tuhan Allahmu, yang mengajar engkau tentang apa yang memberi faedah, yang menuntun engkau di jalan yang harus kautempuh’). Firman ini mengoreksi saya untuk membuka mata saya atas hal-hal yang seharusnya saya lakukan selama ini tetapi karena saya terlalu mengandalkan pendidikan, pengetahuan, pengalaman, reputasi dan jabatan saya, telah saya abaikan atau tak perhatikan, padahal seharusnya perkara-perkara itu menjadi sendi-sendi keberhasilan suatu proyek.
  4. Dalam keadaan yang mencekam, justru ada satu firman Tuhan yang kelihatannya paradoks dengan keadaan saya, tetapi itulah jalan Tuhan yang harus ditempuh terlebih dahulu (Yesaya 58:7-8, “Supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri. Pada waktu itulah terangmu akan merekah seperti fajar dan lukamu akan pulih dengan segera; kebenaran menjadi barisan depanmu dan kemuliaan Tuhan barisan belakangmu).”
  5. Saya menyadari bahwa inilah saatnya proses restorasi dan rekonstruksi total yang Tuhan sedang lakukan bagi siapa saja yang mau menyerahkan hidupnya kepada Nya. Firmannya memang tak menyatakan bahwa masa restorasi itu akan berlangsung secara instan namun melalui perjalanan bersama dengan Tuhan ada pengharapan (Yesaya 37:30 b, “Dalam tahun ini orang makan apa yang tumbuh sendiri, dan dalam tahun yang kedua, apa yang tumbuh dari tanaman yang pertama, tetapi dalam tahun yang ketiga, menaburlah kamu, menuai, membuat anggur dan memakan buahnya).” Selanjutnya dalam Yesaya 35 ayat 8 perjalanan bersama Tuhan akan melalui apa yang dinamakan, “Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya.”

Firman Tuhan melalui nabi Yesaya begitu kaya dan masih banyak bagian-bagian lain yang tidak saya cantumkan di dalam naskah ini. Kita semua menerima amanat dari Tuhan sebagai warga Kerajaan Allah untuk menyampaikan kabar baik dan keselamatan yang telah Tuhan anugerahkan kepada kita. Dalam Yesaya 65 ayat 1, Tuhan berkata, “Aku telah memberikan petunjuk kepada orang yang tidak menanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata “Ini Aku! Kepada bangsa yang tidak memanggil namaKu.”

Lagu “People Need The Lord” terinspirasi dari pengalaman dua penggubahnya yang mengamat-amati orang-orang di sekelilingnya. Betapa banyak orang yang kelihatannya biasa-biasa saja, tetapi pancaran mata mereka menampakkan kekosongan. Inilah masanya Tuhan memanggil kita untuk menolong sesama kita.
Ora et Labora. Tuhan memberkati kita semua.

People Need The Lord

Every day they pass me by;
I can see in their eyes
Empty people filled with care,
Headed who knows where.

On they go through private pain, living fear to fear,
Laughter hides their silent cries only Jesus hears.

We are called to take His light
To a world where wrong seems right,
What could be too great a cost
For sharing life with one
who’lost?
Through His love our hearts
can feel
All the grief they bear.
They must hear the words of life only we can share

(Greg Nelson and Phil Mc Hugh)

Nono Purnomo


Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Madah