Kekuatan Sebuah Kata

Kekuatan Sebuah Kata

1 Komentar 795 Views

Seseorang bersuka- cita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya (Amsal 15:23).

Suatu hari bertanyalah Tzu Chin kepada Mencius, seorang guru bijak, “Guru, apakah dengan jumlah perkataan yang diucapkan seseorang, orang itu menjadi mulia dan bijaksana?” Mencius menjawab, “Katak itu bersuara keras siang dan malam, namun orang menyumpahinya, dan tak ada perubahan apa-apa terhadap ucapan kata-katanya itu. Tetapi lain halnya dengan ayam jantan yang hanya berkokok sekali pada waktu pagi buta. Segala sesuatu di langit dan di bumi ini mengalami perubahan pertanda pagi telah tiba. Yang penting bukan banyaknya perkataan, tetapi perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya.”

Dalam kaitannya dengan kisah ini, rasanya penting memerhatikan teguran Yakobus 1:26 “Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” Karena itu orang dilarang “asbun” (asal bunyi), mengucapkan sesuatu dengan sembarangan dan sering tanpa arah atau tujuan. Ucapan berupa tulisan, misalnya pada saat mengomentari status teman di akun sosial media, karena menganggap sudah dekat dan akrab, tanpa disadari mengungkapkan kata yang tanpa pikir lagi sehingga bisa jadi menyakiti hati teman tersebut. Hal ini terjadi karena kata-kata yang ditulis jarang dipilih. Padahal tindakan seperti ini sama saja dengan meremehkan diri sendiri. Karena itu, pikirkan lebih dulu perkataan yang akan diucapkan, apakah sesuai dengan waktu dan kebutuhannya. Seperti yang dituliskan dengan apik oleh Arfan Jatikusuma dalam blog pribadinya Before you speak…. Think!! Alangkah baiknya jika kita dapat berpikir (THINK) terlebih dahulu sebelum berbicara J.

T = Is it True? Apakah yang ingin kita sampaikan sesuai dengan fakta? Don’t assume.
H = Is it Helpful? Sebisa mungkin Bring a solution, not a problem.
I = Is it Inspiring? Apakah yang diucapkan dapat menginspirasi orang lain untuk berpikir lebih jauh dan dalam lagi.
N = Is it Necessary? Apakah yang saya sampaikan perlu diucapkan? Jangan sampai malah menyinggung perasaan orang lain.
K = Is it Kind? Perhatikan penggunaan kata, body language, intonasi suara agar pendengar tidak salah tangkap apa yang kita bicarakan. (- https://www.youngontop.com/notes/before-you-speak-think-zeh0zxfr)

Nah mari kita jujur, ketika berbicara dengan orang lain, apakah Anda pernah memikirkan kata apa yang akan Anda gunakan? Sepertinya memang sepele, hanya sebuah kata. Namun apabila kata ini disusun menjadi kalimat yang baik, ia bisa mengubah hidup seseorang, mengubah persepsi, mengubah pendapat orang lain secara positif, seperti kisah yang mengubah nasib pengemis buta di pinggir jalan, yang dapat Anda lihat di youtube dengan judul The Power of Word

Seorang pengemis laki-laki paruh baya duduk di tangga sebuah bangunan dengan sebuah topi terbalik di kakinya untuk menampung sumbangan dari orang-orang yang lalu lalang di depannya. Di sampingnya bersandar karton dengan tulisan: “Saya buta, tolonglah saya”. Di topi yang ditaruh tidak jauh darinya itu terlihat sedikit koin dari orang-orang yang merasa kasihan, tapi sekaligus juga mencibir.

Lalu ada seorang wanita yang mendekatinya dan mengambil karton itu, membaliknya, dan menuliskan sesuatu di sana. Ia meletakkan kembali karton pada posisi yang jelas terlihat oleh orang yang lalu lalang di depan pengemis itu. Selang beberapa saat setelah wanita itu meninggalkan sang pengemis, terdengarlah bunyi koin-koin yang dijatuhkan orang di atas topinya dengan tanpa henti sehingga topi itu pun dipenuhi koin. Banyak orang yang tergerak untuk memberikan sesuatu kepada si pengemis buta. Mengapa demikian?

Pada sore harinya, wanita yang telah menggantikan perkataan di karton itu datang lagi dan berhenti sejenak di sana. Ternyata pengemis buta itu mengenalinya, dan bertanya, “Apakah Anda yang mengganti tulisan di karton putih tadi pagi? Apa sebenarnya yang Anda tulis?” “Saya hanya menuliskan kebenaran,” jawab wanita itu, “Saya menuliskan apa yang Anda tulis tapi dengan cara yang berbeda.”

Apa yang ditulis perempuan itu adalah: “Hari ini hari yang indah, namun saya tak dapat melihatnya.”

Apa perbedaannya dengan tulisan yang pertama “Saya buta, tolonglah saya”? Susunan kata yang berbeda ternyata memberikan makna atau pengertian yang berbeda. Banyak orang yang tidak tertarik pada orang yang menyerah dengan keadaannya, itu hal yang biasa terjadi. Sedangkan susunan kata pada kalimat yang kedua sebenarnya menyadarkan kembali orang banyak agar tidak lupa mensyukuri banyak hal indah yang terjadi dalam kehidupan mereka tapi sudah dianggap biasa dan tidak indah lagi.

Oleh karena itu ubahlah kata-katamu dan kamu akan dapat mengubah dunia yang sedang dijalani ini (change your word, change the world).

Dr. Masaru Emoto dari Universitas Yokohama, Jepang, melakukan penelitian tentang perilaku air. Penemuannya tentang molekul air yang berubah karena kata-kata yang diucapkan, telah memberikan inspirasi baru pada dunia. Misalnya ia mengambil air murni dari mata air di Pulau Honshu, kemudian didoakan secara agama Shinto, lalu didinginkan sampai –50° C di laboratorium. Ketika air itu difoto dengan mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi, ternyata molekul air membentuk kristal segi enam yang indah. Lalu dicoba lagi dengan membacakan kata, “Arigato (terima kasih)” di depan botol air tadi, kristal kembali membentuk sangat indah. Selanjutnya ditunjukkan kata “setan”, kristal berbentuk buruk. (http://youtu.be/tAvzsjcBtx8)

Penelitian ini membuktikan betapa kata-kata yang keluar dari mulut kita mempunyai daya kekuatan yang mengubah, karena itu berhati-hatilah dalam bicara karena ucapan-ucapan kita dapat menjadi positif atau pun negatif untuk orang lain. Anjuran Rasul Paulus bagi jemaat di Kolose: “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu” (Kolose 3:16).

Pdt. Tumpal Tobing

1 Comment

  1. paulbolla

    Renungan yang sangat inspiratif. Cara lain mengatakan pepatah “mulutmu harimaumu”

    syalom,
    paul bolla

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Renungan
  • Allah hadir bagi kita
    Biarkanlah, biarkanlah itu datang, ya Tuhan. Kami berdoa pada-Mu, biarkanlah hujan berkat turun. Kami menanti, kami menanti. Oh hidupkanlah...
  • MENCINTA DENGAN SEDERHANA
    Aku Ingin Aku ingin mencintaimu ciengan sederhana: dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu...
  • SULUNG DALAM PALUNGAN
    Persekutuan Perempuan Jumat, 9 Desember yang lalu, temanya adalah “Cinta dalam Kesederhanaan”. Saya jadi ingat puisi Sapardi Djoko Damono,...
  • MELAYANI ITU INDAH
    Ketika kita berbicara tentang “melayani” maka hal ini sangat dekat dengan kehidupan Kristiani. Melayani (Yunani: diakoneo artinya to be...