Pentakosta versi Yohanes sungguh amat menarik. Roh Kudus diberikan tepat setelah pengutusan para murid. Apa yang para murid harus lakukan? ‘Sama seperti Bapa telah mengutus Aku’ (Yoh. 20:21). Artinya, para murid diutus untuk melanjutkan karya Kristus. Membawa syalom Allah dan kabar baik buat seluruh bangsa. Bukan sekedar mewartakan Kristus, tetapi mewartakan kasih dan anugerah Allah yang nampak melalui hidup Kristus.

Di sinilah Roh Kudus diberikan bukan sekedar untuk mengusir ‘rasa takut’ tetapi  mengubah hidup para murid, sehingga Kristus nampak melalui hidup keseharian mereka. Kristus yang penuh kasih. Kristus yang penuh kepedulian pada yang menderita dan lemah. Dengan demikian, mereka diutus tidak dengan tangan hampa. Mereka diperlengkapi, bahkan hidup mereka diubah, agar hidup Kristus nampak dan mengalir melalui hidup keseharian mereka.

Di tengah kondisi bangsa yang penuh pementingan diri sendiri, maraknya radikalisme, korupsi, jika anak-anak Tuhan mampu menampakkan hidup Kristus melalui hidup keseharian mereka, bukankah ini merupakan kabar baik bagi seluruh bangsa? Yesus hadir melalui Roh-Nya. Sama seperti pada masa lalu, Allah meniupkan Roh-Nya dan memberi kehidupan, maka Yesus juga meniupkan Roh-Nya kepada para murid, menghidupkan mereka dalam kehidupan baru. Hidup yang penuh kasih dan kepedulian pada sesama.

Hari ini, kita kembali merayakan Pentakosta. Sudahkah hidup Kristus nampak dan mengalir melalui hidup kita? Apakah kehadiran kita menjadi ‘kabar baik’ buat yang lemah dan menderita? Mari kembali membaharui diri. Biarlah Roh-Nya sekali lagi berkarya dan mengubah kita. Semoga kasih dan anugerah Allah selalu mengalir melalui hidup kita dan gereja-Nya.

RDj