allah menyesal

Allah Menyesal

Yun. 3:10-4:11; Mzm. 145:1-8; Flp. 1:21-30; Mat. 20:1-16

Belum ada komentar 154 Views

Apabila ada salah seorang dari saudara kita yang berdosa kemudian bertobat dan Tuhan mengampuninya, bagaimana kah sikap kita, senang kah ? atau justru kecewa dan marah seperti sikap yang ditunjukkan oleh Yunus ? bukan kah seharusnya kita bersukacita jika Tuhan memberikan kesempatan lagi bagi saudara kita untuk menerima pengampunan dan diselamatkan ?

Yunus yang telah berlelah-lelah menyuarakan pesan Tuhan, menghendaki agar Tuhan konsisten terhadap keputusan yang telah dibuatnya, bahwa Tuhan akan mendatangkan hukuman kepada Niniwe atas kejahatan mereka. Tetapi yang terjadi sebaliknya, Allah “menyesal” merancangkan hukuman bagi mereka, karena pertobatan orang-orang Niniwe. Padahal Yunus sudah keluar dari kota itu untuk menantikan apa yang akan terjadi di sana (ay. 5).

Bagi Yunus, muncul pertentangan antara kasih Allah dengan hakikat keadilan, bahwa orang-orang Niniwe harusnya dihukum walaupun mereka telah bertobat. Dia mengharapkan keadilan Allah, sebab bagaimana mungkin kejahatan mereka yang begitu besarnya dapat diampuni dalam sekejap mata hanya dengan berkabung dan berpuasa. Seharusnya Allah memberikan hukuman yang setimpal atas kejahatan mereka dan barulah Tuhan memberikan keselamatan yang setimpal dengan pertobatannya. Yunus memang mengharapkan adanya keringanan hukuman sebab mereka telah bertobat, tapi bukan pembatalan hukuman.

Allah yang menyesal, menggambarkan belas kasih Allah, lebih besar daripada penghakiman-Nya. Sebab belas kasih yang diwujudkan dalam pengampunan akan menjadi perekat, yang mempersatukan kehidupan dalam komunitas. Tidak ada komunitas yang dapat bertahan tanpa ada kesediaan untuk saling mengampuni. Pengampunan ini lah yang memberikan ikatan dalam situasi yang baik atau tidak baik, sehingga melaluinya akan berkembang hidup yang saling mengasihi.

Namun sebagaimana yang ditunjukkan dalam kisah Yunus, kepentingan-kepentingan pribadi kita terus-menerus menghalangi keinginan kita untuk hadir satu bagi yang lain, tanpa syarat. Kasih kita selalu dibatasi oleh syarat-syarat yang terungkap maupun yang tak terungkap.

Tidak ada sekecil apapun dosa yang luput dari hukuman Allah dan tidak ada sebesar apapun dosa yang tidak diampuni oleh Allah. Ini adalah kasih dan keadilan Allah.

Kita harus saling mengampuni, karena kita bukan Allah yang dapat menentukan harus diampuni atau dihakimi. Lakukanlah !!!

(tt)

Komentar Anda

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom dengan tanda (**) wajib diisi.

Arsip kategori Khotbah Minggu
  • Yesus yang Lapar
    Lukas 24:36b-48
    Salah satu keunikan Injil Lukas, dibandingkan ketiga injil lainnya, adalah melimpahnya kisah Yesus makan bersama orang lain. Injil Lukas...
  • KUTEMUKAN TUHAN
    Lukas 24:13-29
    MENEMUKAN TUHAN BUKAN BERARTI TUHAN BERSEMBUNYI ATAU PERGI DARI KITA. Istilah kutemukan Tuhan bukan berarti Tuhan tidak mau bersama...
  • Raja yang menunggang keledai
    Yohanes 12:12-16
    MENERIAKKAN HOSANA ATAU KECEWA PADA DIA? Kerinduan orang Yahudi adalah melepaskan diri dari penjajahan Pemerintah Romawi. Mereka punya harapan...
  • Muliakanlah Nama TUHAN
    PENGHORMATAN KEPADA TUHAN BERBEDA DARI PENGHORMATAN KEPADA MANUSIA. Banyak orang ingin dimuliakan. Maksudnya, banyak orang ingin dihormati orang lain....